Berita Medan
Wartawan Resah, Pengawal Pribadi Wali Kota Medan Arogan, Halangi Tugas Pers
Sejumlah wartawan (puluhan orang) yang bertugas di Pemko Medan juga merasakan hal yang sama.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pengawal Pribadi (Walpri) Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu jadi sorotan karena membuat keresahan kebebasan sejumlah pers yang menjalankan tugas peliputan. Padahal jelas kebebasan pers diatur Undang-Undang 40/1999, menyatakan bahwa kemerdekaan pers merupakan wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Tabiat kasar Walpri Wali Kota kerap mengganggu dan menghalangi tugas pers yang sedang melakukan peliputan dan wawancara Wali Kota Medan Rico. Kelakuan mereka berbanding terbalik dengan ciri khas Wali Kota Medan yang humble ke semua kalangan masyarakat.
Sejumlah wartawan (puluhan orang) yang bertugas di Pemko Medan juga merasakan hal yang sama.
Para Walpri kerap menarik wartawan sehingga mengganggu wawancara, Walpri juga kerap mengajukan pertanyaan dengan nada kasar ketika ingin mengatahui orang-orang yang menunggu sesi wawancara.
"Walpri sekarang kok aneh kali. Kalau nanya dari mana, siapa, nadanya kok kasar? Udah macam betul kali, heran kita karena Pak Wali humble humanis, kenapa Walpri udah macam militer perang sama musuh.
Kita ini kerja dilindungi UU Pers. Jangan dikiranya wargad oknum ngaku wartawan yang gak resmi," ujar seorang jurnalis media elektronik di Balai Kota Medan, Kamis malam, (10/4/2025).
Wartawan elektronik, cetak dan online merasakan hal yang sama, juga resah karena pengalawalan Walpri Rico Waas sudah melebihi ketatnya cara kerja Paspampres.
"Pak Wali Kota kami minta evaluasi Walprinya, pengawalannya kok sudah melebihi cara Paspampres, tabiat mereka tak mencerminkan Pak Wali yang humanis, humble, terbuka ke semua kalangan," katanya.
Wartawan media online juga punya pengalaman buruk dari tabiat Walpri.
Beberapa kali sedang wawancara Wali Kota sering ditarik-tarik dari belakang dengan maksud mendesak agar menyudahi wawancara, padahal Wali Kota Medan masih santai berbicara memberi keterangan pers.
"Aku pernah wawancara ditarik-tarik dari belakang, padahal belum dua menit wawancara, kondisinya juga Pak Wali sikapnya terbuka dan santai diwawancarai," ungkap wartawan online.
Kelakuan kasar Walpri Wali Kota Medan sempat diterima wartawan Tribun-Medan.com ketika meliput Wali Kota beranjangsana pada acara Ramadhan Fair 2025. Saat sedang merekam mengambil video, kerah baju wartawan Tribun-Medan.com ditarik paksa oleh Walpri dari belakang.
"Jangan ambil gambar video, gak boleh, Pak Wali lagi makan," katanya sambil menarik kerah baju wartawan tanpa etika dan izin.
Kelakuan kasar itu sangat jauh dari mengedepankan etika, humanis dan pamahaman akan UU Pers No 40. Akibatnya, beberapa momentum kebutuhan peliputan hilang karena ulah kasar para Walpri.
Selain terkesan arogan ke pers, sikap tak ramah walpri Wali Kota turut dirasakan para personel Satpol PP.
| 4 Kali Beraksi Bongkar Rumah, Polisi Tangkap Tiga Pelaku Spesialis Rumah dan Toko |
|
|---|
| Zakiyuddin Launching SIKAPI, Digitalisasi Mengawasi Sistem Keuangan RS Pirngadi |
|
|---|
| Mutasi Pejabat Deli Serdang ke Medan, Sekda Wiriya Disorot Soal Utang Jabatan |
|
|---|
| Layanan Smart City dengan Pendekatan Road Safety Policing Resmi Diserahkan ke Polrestabes Medan |
|
|---|
| Jangkauan Capai 95 Persen, Telkomsel Pacu Pemerataan Layanan Digital di Sumbagut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pengawal-Pribadi-Wartawan-Pemko-Medan-resah-Walpri-dilingkari-merah.jpg)