TRIBUN WIKI
Profil Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional Pernah Sarankan Susu Ganti dengan Daun Kelor
Dadan Hindayana adalah seorang akademisi dan pejabat publik Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Gizi Nasional. Ia lahir di Garut.
Badan Gizi Nasional ini dibentuk jelang akhir jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Profil Valentinus Resa, Host Metro TV yang Gaya Satirenya Bikin Ormas Kepanasan
Pandangan Soal Rawa Pangan hingga Program Gizi untuk Indonesia Emas 2045
Penyuka olahraga golf ini sebelum dilantik sempat mengungkapkan pandangannya tentang gizi dan pangan untuk generasi Indonesia di masa depan.
Dadan mengungkapkan ide ini saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unhas pada Senin (12/8/2024).
Melansir media kampus Identitas terbitan Universitas Hasanuddin, Makassar, Dadan menyampaikan materi tentang pangan dan gizi nasional menuju Indonesia Emas 2045, sebuah tema yang sesuai tugasnya di Badan Gisi Nasional sejak Senin (19/8/2024) hari ini.
Dadan menyampaikan pandangannya soal dunia yang sedang mengalami kerawanan pangan.
Baca juga: Profil Valentinus Resa, Host Metro TV yang Gaya Satirenya Bikin Ormas Kepanasan
Mengutip World Food Programme (WFP), ia menyebut 71 negara terancam rawan pangan, artinya mencangkup kurang lebih 309 juta penduduk.
“Produksi pangan di dunia sebenarnya lebih dan tidak seimbang. Ada beberapa negara yang pangannya berlebihan dan ada negara yang kekurangan pangan sehingga negara maju cenderung menguasai negara berkembang,” ungkap Dosen Proteksi Tanaman tersebut seperti dikutip Identitasunhas.com.
Dadan juga menjelaskan, penduduk Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Diperkirakan akan mencapai puncaknya sebanyak 325 juta pada 2060.
“Ironi bagi kita, penduduk Indonesia bertambah 3 juta pertahun. Seharusnya lahan bertambah kurang lebih 94 ribu hektare, namun yang terjadi lahan Indonesia berkurang sekitar 100 ribu hektare,” ujarnya.
Baca juga: Profil Pdt Hein Arina, Ketua Sinode GMIM yang Dijadikan Tersangka Dugaan Korupsi oleh Polda Sulut
Tekanan jumlah penduduk Indonesia yang semakin pesat mengakibatkan lahan pertanian berubah fungsi menjadi perumahan, pabrik, jalan, dan kepentingan lainnya. Artinya setiap tahun Indonesia kehilangan potensi produksi sekitar 330 ton atau bisa memberi makan 2,8 juta jiwa.
Ia pun berharap surat keputusan turunan dari Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan segera dikeluarkan agar tak terjadi peralihan fungsi.
Susu Ganti Daun Kelor
Dalam sebuah kesempatan Dadang menyampaikan, nantinya tidak semua anak sekolah dalam program makan bergizi gratis ini akan menerima susu dalam menu mereka.
Sebab, penyaluran susu untuk program pemerintah ini akan diberikan ke daerah-daerah yang terdapat sentra sapi perah.
“Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan. Kalau bukan di daerah peternakan kan, tidak usah dipaksakan,” ujar Dadan saat ditemui usai rapat koordinasi terbatas di kantor Kemenko Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).
Baca juga: Profil Tamsil Linrung, Mantan Aktivis HMI yang Digadang Jadi Calon Ketua KKSS
Sebagai alternatif, untuk daerah lain yang bukan sentra sapi perah, nantinya anak-anak di daerah tertentu akan mendapatkan lauk lain sebagai pengganti protein dan kalsium.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dadan-Hindayana-Kepala-MBG.jpg)