Berita Viral

DPR RI Ingatkan PHK Massal Imbas Kebijakan Donald Trump Naikkan Tarif Impor: Ekspor Turun, PHK Naik

Anggota DPR RI memprediksi ada gelombang PHK besar-besaran setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan kenaikan tarif impor.

WartaKota/Yolanda Putri Dewanti
Wakil Ketua Umum PKB Hanif Dhakiri saat ditemui di Markas PKB, Jalan Raden Saleh, Menteng, Jakarta, Selasa (11/6/2024). 

"Anda akan mulai dengan semua negara, jadi mari kita lihat apa yang terjadi," ujar Trump kepada wartawan di dalam Air Force One pada Minggu (30/3/2025).

Baca juga: Bupati Indramayu Bisa Diberhentikan Sementara, Diduga Pelesiran ke Luar Negeri tanpa Izin

Baca juga: Lirik Lagu Karo Dilaki Kepe Kena yang Dipopulerkan Usman Ginting

Pernyataan ini menunjukkan, harapan untuk pengurangan pungutan atau penargetan kelompok tertentu dengan ketidakseimbangan perdagangan tampaknya akan pupus.

Serangan tarif menargetkan 15 persen mitra dagang yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan terus-menerus dengan Amerika Serikat, yang disebut oleh Menteri Keuangan Scott Bessent sebagai "Dirty 15".

Meskipun memperluas target, Trump menegaskan tarif AS yang akan dikenakan akan lebih "murah hati" dibandingkan yang diterima oleh AS.

"Tarif akan jauh lebih murah hati daripada negara-negara itu terhadap kita, artinya tarif akan lebih baik daripada negara-negara itu terhadap Amerika Serikat selama beberapa dekade," jelas Trump.

Sebelumnya, Trump telah mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium serta pungutan tambahan pada impor dari China.

Tarif impor mobil juga dijadwalkan mulai berlaku pada 3 April 2025.

Asisten perdagangan utama Trump, Peter Navarro, mengungkapkan, pajak impor mobil dapat meningkatkan pendapatan sebesar 100 miliar dollar (Rp 1.600 triliun) per tahun.

"Selain itu, tarif lainnya akan meningkatkan pendapatan sekitar 600 miliar dollar per tahun, sekitar 6 triliun dollar selama periode 10 tahun," kata Navarro kepada Fox News Sunday.

Rencana Trump untuk memberlakukan berbagai tarif timbal balik berpotensi memicu perang dagang global, dengan negara-negara lain bersumpah untuk membalas.

Para ekonom juga memperingatkan tindakan besar-besaran ini berisiko memicu inflasi dan kemerosotan ekonomi. 

Meski demikian, Trump membela pungutan tersebut sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan merevitalisasi industri AS.

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di wartakota

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved