Berita Viral

TERUNGKAP Jurnalis Perempuan Juwita Dirudapaksa sebelum Dibunuh, Anggota TNI AL Jumran Tersangka

Kasus seorang wartawati di Kalimantan Selatan Juwita (25) tewas dengan kondisi tulang leher patah. Bahkan ditemukan sperma di rahim korban.

Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
JURNALIS PEREMPUAN DIBUNUH: Juwita (23) diduga dibunuh oleh oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) berinisial J berpangkat Kelasi Satu. Juwita ditemukan tak bernyawa pada, Sabtu (22/3/2025) sekitar pukul 14.57 Wita, dengan kondisi tergeletak di tepian jalan dekat perbatasan antara wilayah Banjarbaru dan Kabupaten Banjar, tepatnya di kawasan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. 

"Pelaku sempat memiting korban sebelum merudapaksa," jelas Pazri.

"Kejadian ini diceritakan korban kepada kakak iparnya pada 26 Januari 2025, korban menunjukkan bukti video pendek, bahkan ada beberapa foto," imbuh dia.

Terkait video pendek itu, jelas Pazri, diambil Juwita setelah Jumran melancarkan aksinya.

"Bukti di dalam video yang berdurasi sekitar 5 detik itu, korban merekam pelaku sedang mengenakan celana dan baju setelah melakukan aksinya, saat itu korban ketakutan sehingga rekaman video itu bergetar," pungkasnya.

Ditemukan Sperma di Rahim Korban

Adanya temuan sperma bervolume besar di rahim Juwita selaras hasil keterangan dokter forensik.

Muhamad Pazri mengungkapkan bahwa pihaknya akan meminta pihak berwenang untuk mendalami temuan sperma tersebut.

"Pasalnya berdasarkan keterangan dari dokter forensik, sperma tersebut diketahui memiliki volume yang besar," kata Muhamad Pazri.

Pazri pun mengatakan bahwa tindak selanjutnya adalah urgensi melakukan tes DNA.

"Hal ini memunculkan pertanyaan tentang asal-usul sperma tersebut, sehingga pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan pemilik sperma tersebut," ujarnya setelah mendampingi keluarga korban menjalani pemeriksaan di Markas Denpom AL Banjarmasin, Rabu (2/4/2025), dikutip dari Banjarmasin Post.

Pazri menjelaskan tes DNA penting dilakukan demi mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Namun, dia meminta agar tes DNA dilakukan di luar Pulau Kalimantan lantaran fasilitas forensik yang dianggapnya belum memadai.

Dia menyarankan tes DNA dilakukan di Jakarta atau Surabaya, Jawa Timur.

"Namun, tes DNA yang dimaksud memerlukan fasilitas forensik yang lebih lengkap, yang saat ini tidak tersedia di Kalimantan Selatan, oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA tersebut dilakukan di luar daerah, seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan tuntas," jelasnya.

Tak cuma tes DNA, Pazri juga meminta kepada penyidik untuk melakukan penyidikan mendalam terkait rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved