Berita Viral

BEDA dengan di Indonesia, Sudah Berkasus Pun Tidak Mau Mundur, Ini Sosok 2 Direktur Shell Undur Diri

Perusahaan energi global, Shell, menjadi sorotan publik. Di mana dua direkturnya mendadak mengundurkan diri.

|
Editor: AbdiTumanggor
shell.com
DIREKTUR UTAMA SHELL: Dua Direktur Utama perusahaan energi global, Shell, mengundurkan diri, Rabu (5/3/2025). Huibert Vigeveno (51) sebelumnya Direktur Utama Gas Terintegrasi, dan Zoë Yujnovich (48) sebagai Direktur Utama Hulu. Dilansir dari laman Shell Global, Kamis (6/3), Zoe Yujnovich, mengundurkan diri pada setelah lebih dari satu dekade bergabung dengan perusahaan tersebut. (Kolase Shell.com) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Berbeda dengan di Indonesia, meski pejabatnya sudah tersangkut kasus, tetap bertahan. Tidak mau mengundurkan diri. Malah tak kunjung dipecat juga.

Kini perusahaan energi global, Shell, menjadi sorotan publik. Di mana dua direktur utamanya mendadak mengundurkan diri.

Huibert Vigeveno (51) sebelumnya merupakan Direktur Utama Gas Terintegrasi sejak tahun 2020. Sedangkan Zoë Yujnovich (48) sebagai Direktur Utama Hulu.

Dilansir dari laman Shell Global, Kamis (6/3), Zoe Yujnovich, mengundurkan diri pada setelah lebih dari satu dekade bergabung dengan perusahaan tersebut.

Atas pengunduran diri keduanya ini, Shell menunjuk Cederic Cremers sebagai Presiden Gas Terintegrasi dan Peter Costello sebagai Presiden Hulu. 

CEO Shell, Wael Sawan, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan menyederhanakan struktur kepemimpinan.

"Ke depan, kami akan mengurangi bagian struktur kepemimpinan tertinggi kami, yang bisa mencerminkan tiga bidang utama nilai bisnis - Gas Terpadu; Hulu; serta Hilir, Energi Terbarukan, dan Solusi Energi, sekaligus meningkatkan peran Perdagangan dan Pasokan," ujar Wael Sawan kepada Reuters, Rabu (5/3/2025). 

Dalam upaya mengoptimalkan bisnisnya, Shell telah melakukan tinjauan strategis sejak 2023 untuk memangkas biaya dan memfokuskan investasi pada sektor dengan keuntungan tertinggi.

Salah satu keputusan besar adalah memisahkan Shell Energy—divisi yang mencakup energi terbarukan, pembangkit listrik, dan pasokan pelanggan—menjadi dua unit terpisah yang berfokus pada pembangkit listrik dan perdagangan.

Selain itu, perusahaan berencana mengintegrasikan direktorat Proyek dan Teknologi ke dalam lini bisnisnya pada paruh pertama 2026. 

Perubahan lainnya adalah pergantian gelar bagi pemimpin eksekutif Shell, yang mulai 1 April 2024 akan menggunakan gelar "Presiden", menggantikan gelar "Direktur" yang sebelumnya digunakan.

Upaya Shell untuk fokus pada tiga bidang utama bisnis: Integrated Gas, Upstream, dan Downstream, Renewables, dan Energy Solutions.

Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di tengah perubahan lanskap industri energi global yang semakin kompleks dan kompetitif.

"Menunjukkan komitmen Shell terhadap transformasi energi dan transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan."

Pengumuman tersebut menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan strategi Shell dan dampaknya terhadap pasar energi global. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved