TRIBUN WIKI
Niat Sholat Tarawih Muhammadiyah Beserta Dua Cara Pelaksanaannya
Bacaan niat sholat tarawih Muhammadiyah Usholli Sunnatat-taraawiihi rok'ataini mustaqbilal qiblati ma'muuman lillaahi ta'alaa
TRIBUN-MEDAN.COM,- Mungkin ada yang bertanya, apakah niat sholat tarawih Muhammadiyah berbeda dengan yang lainnya?
Menjawab pertanyaan itu, mohon simak ulasan ini hingga tuntas.
Agar pembaca mendapatkan jawaban yang akurat tentang aapakah niat sholat tarawih Muhammadiyah berbeda dari lainnya.
Sebelum membahas itu, diketahui bahwa pelaksanaan shalat tarawih ada yang mengerjakannya sebanyak 11 rakaat maupun 23 rakaat.
Baca juga: Niat Sholat Tarawih Berjamaah 11 Rakaat Seperti yang Dilaksanakan Warga Muhammadiyah
Bagi warga Muhammadiyah, pelaksanaan shalat tarawih dikerjakan 11 rakaat.
Kenapa 11 rakaat, karena mengikuti tuntunan Rasulullah S.A.W.
Berdasarkan riwayat dari Aisyah ra sebagaimana yang dijelaskan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Syamsul Anwar di laman umj.ac.id, bahwa Rasulullah tidak pernah menambah rakaat shalat qiyamul lail (tarawih) nya.
وَعَنْهَا ، قَالَتْ : مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَزِيْدُ – فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ – عَلَى إحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً : يُصَلِّي أرْبَعاً فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أرْبَعاً فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاثاً. فَقُلتُ: يَا رسولَ اللهِ ، أتَنَامُ قَبْلَ أنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: (( يَا عَائِشَة، إنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah (baik dalam bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan Lainnya) dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan tentang bagus dan panjangnya rakaat tersebut. Kemudian beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan bagusnya dan panjangnya rakaat tersebut. Lalu beliau shalat tiga rakaat. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum engkau melakukan witir?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnnya mataku tidur tetapi hatiku tidak.’” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 1147 dan Muslim, no. 738)
“Hadis ini sahih, tidak ada perawi yang mendaifkan. Itu dasar pertama. Dasar kedua yaitu ketika Umar bin Khaththab ra., menertibkan Shalat Tarawih di Masjid Madinah,” ujarnya.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Medan Beserta Puasa Ramadhan Muhammadiyah dan NU 2025
Syamsul menjelaskan, bahwa pada masa Umar ra., Ubay bin Kaab iangkat sebagai imam tetap untuk Shalat tarawih.
Dan Ubay bin Kaab diperintahkan untuk melakukan Shalat Tarawih 11 rakaat.
Jadi, kedua dasar itu sangat jelas untuk menjadi alasan kuat pelaksanaan salat tarawih.
Keputusan melakasanakan tarawih 11 rakaat juga sebagaimana perkataan Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ yang berarti “salatlah sebagaimana kalian melihatku salat.”
Maka sesuai perintah itulah, salat tarawih dilakukan sebanyak 11 rakaat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/niat-sholat-tarawih-Muhammadiyah.jpg)