Medan Terkini

Orang Tua Siswa MAN II Model Medan Kecewa karena Menilai Tak Ada Solusi yang Memuaskan dari Sekolah

Gagal daftar SNBP dikarenakan pihak sekolah  gagal dalam penginputan data di portal Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). 

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
GAGAL SNBP: Seorang Wali Murid kelas XII MAN II Model Medan Indira, saat diwawancarai Tribun Medan, Jumat (7/2/2025). Dirinya merasa kecewa karena dari hasil unjuk rasa buntut kegagalan siswa untuk ikut SNBP, tak menemukan solusi yang memuaskan dari pihak sekolah. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Sejumlah orang tua siswa MAN II  Model  Medan kembali mendatangi  sekolah untuk meminta kejelasan tentang nasib anaknya yang tidak bisa daftar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Hal itu dikarenakan pihak sekolah  gagal dalam penginputan data di portal Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). 

Menurut seorang wali Murid, Indira mengatakan,  hari ini seluruh wali murid siswa Eligble (memenuhi syarat) datang kembali untuk menemani anak-anaknya menggelar aksi unjuk rasa. 

Dikatakan Indira, Aksi unjuk rasa itu diadakan sebagai bentuk  kekecewaan para siswa karena tidak bisa mendaftar PTN melalui jalur SNBP.

"Kita kembali datang ke sini, untuk menemani anak-anak menggelar aksi unjuk rasa.Ini bentuk dari sikap kekecewaan kita karena ini masuk sekolah SMA Favorite dimana, anak-anak ini sudah menyiapkan dari kelas X untuk bisa mendapatkan kuota SNBP ini," tuturnya kepada Tribun Medan,  Jumat (7/2/2025). 

Setelah menggelar aksi ini,kata Indira  tidak ada juga kejelasan dari pihak sekolah terkait SNBP tersebut.


"Anak-anak ini sudah berhasil mendapatkan kuota eligble. Namun,  dipatahkan oleh sekolah sendiri karena guru lalai mengerjakan tugasnya. Sehingga tidak ada satupun anak-anak di sekolah ini yanh bisa ikut SNBP," ucapnya. 

Indira dan wali murid lainnya mengaku kecewa, karena tak ada kejelasan permasalahan ini.

"Kecewa pasti ya karena tidak ada solusi dan kejelasan pasti dari pihak sekolah sampai hari ini"

Menurutnya, dari hari pertama mereka datang ke sekolah hingga hari ini, kepala sekolah tidak pernah menemui mereka.

"Tadi ada juga guru dan wakil kurikulum yang hadir,  tapi tidak ada Kepsek alasannya masih di Jakarta," jelasnya.

Dikatakannya, pihak sekolah sudah memberikan sejumlah kompensasi atas permasalahan ini, seperti pemberian bimbel dan lain-lain.

"Hanya saja kompensasi tersebut belum pas menurut kami. Karena sebagai orang tua juga mempunyai tuntutan juga, karena bagaimanapun kami mengalami kerugian. Karena anak-anak ini sudah persiapan itu penuh tenaga biaya dan waktu jadi solusi ini belum kami terima," jelasnya 

Dalam tuntutan itu, kata Indria pihaknya meminta sekolah untuk memecat guru yang lalai dalam memasukkan data PDSS.

"Salah satunya kami ingin pejabat yang terlibat  dalam penginputan  kelalaian data PDSS yang bersangkutan di pecat. Sejauh ini belum ada kepastian mereka hanya melakukan penawaran-penawaran saja," jelasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved