Sumut Terkini

Virus Babi ASF Masalah Serius di Sumut Tanpa Obat dan Vaksin, Ini Kata Kadis Kesehatan

Dampaknya disampaikan Kadis Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumut, Faisal Hasrimy terhadap industri peternakan.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
Balai Veteriner Medan
TINJAU VIRUS ASF- Balai Veteriner Medan bersama Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara melakukan peninjauan langsung, di Peternakan Babi milik warga di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Kamis (30/1/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penyebaran virus African Swine Fever (ASF) menjadi perhatian serius di Sumatera Utara.

Dampaknya disampaikan Kadis Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumut, Faisal Hasrimy terhadap industri peternakan, ekonomi, serta potensi risiko kesehatan lingkungan, Jumat (31/1/2025) 

Faisal Hasrimy menanggapi terhadap penyebaran ASF di Sumatera Utara mengatakan situasi Dldarurat, ASF adalah penyakit yang sangat menular pada babi, tetapi tidak berbahaya bagi manusia. 

"Namun, dampaknya terhadap sektor peternakan babi sangat besar karena tingkat kematiannya yang tinggi.

Untuk itu Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas Lingkungan Hidup, serta pihak terkait untuk meminimalkan penyebaran virus," katanya. 

Pihaknya juga melakukan edukasi masyarakat. Dengan langkah sosialisasi kepada peternak dan masyarakat umum tentang ASF, cara penyebarannya, serta tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.  

Langkah-langkah penanganan 

1. Pencegahan Penyebaran. 

Langkahnya : 

Biosekuriti di Peternakan :

-Pembatasan keluar-masuk orang dan kendaraan di peternakan.  
- Pembersihan dan desinfeksi peralatan, kandang, serta area peternakan secara rutin.  
- Penggunaan pakan yang terjamin bebas kontaminasi ASF.  

Pengawasan dan Karantina :  
  - Pembatasan pergerakan babi antar daerah.  
  - Karantina ketat di wilayah yang terdeteksi kasus ASF.  

Sosialisasi ke Peternak dan Masyarakat :  
- Informasi mengenai gejala ASF pada babi seperti demam tinggi, pendarahan kulit, dan kematian mendadak.  
 -Larangan membuang bangkai babi sembarangan karena dapat menjadi sumber penyebaran virus.  

2. Penanganan Kasus ASF

Pemusnahan Terkendali:  
-Babi yang terinfeksi atau terpapar akan dimusnahkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.  
-Penanganan bangkai babi dengan cara dikubur atau dibakar sesuai prosedur kesehatan lingkungan.  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved