Sumut Terkini

WNI Tewas di Kamboja, Disnaker Tebingtinggi Sebut Rico Kemungkinan Pakai Visa Turis

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Tebingtinggi Iboy Hutapea terus berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja.

|
Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Sebuah akun Facebook bernama @Rizky_Amanda menyampaikan kabar adanya WNI asal Tebingtinggi yang meninggal dunia di Kamboja. Informasi ini ia posting pada 27 Desember 2024. 

TRIBUN-MEDAN.com, TEBINGTINGGI - Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Tebingtinggi Iboy Hutapea terus berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) terkait kabar adanya WNI asal Kota Lemang meninggal dunia di Kamboja.

Adapun sosok malang tersebut diketahui bernama Rico Alvirian Nasution. 

Iboy juga terus menunggu kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja untuk memastikan kondisi Rico.  

"Saya terus komunikasi ke BP3MI untuk menelusuri kasus ini. Tadi mereka berkoordinasi dengan KBRI, pihak KBRI langsung menanyakan kepolisian Kamboja, namun belum ada laporan yang masuk. Sampai saat ini kita belum mendapat informasi A1 (Valid) terkait sudah meninggalnya Rico atau belum," ujar Iboy.

Menurut Iboy, Rico berangkat ke Kamboja melalui paspor turis/wisata, sehingga tidak diketahui perusahaan mana yang memberangkatkan.

Bila melirik aturan ketenagakerjaan untuk negeri, Rico seharusnya mengantongi visa pekerja, bukan turis/wisata. 

"Kalau resmi jadi TKI dia pasti pakai visa pekerja, ini dia pakai visa turis jadi tidak terdata di database kami. Kalau perusahaan itu resmi, biasanya dia terdaftar. Sehingga di situ lah agak terkendala kita mencari informasinya," katanya.

Iboy pun menduga Rico berangkat melalui agen penyalur yang tidak jelas dan terindikasi ke Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Rico pergi tanpa melewati serangkaian administrasi apapun di Indonesia. 

"Dugaan ini ikut mafia-mafia atau kasus TPPO, saat ini sedang marak kasus jual organ tubuh. Apabila mau kerja di luar negeri, gunakan perusahaan penyalur tenaga kerja yang legal atau sah dan terdaftar di Dinas Tenaga Kerja," ucapnya.

Di Tebingtinggi, Ibu Rico yang bernama Hariani berharap KBRI di Kamboja dapat segera membantu kepulangan Rico. Latar belakang keluarga yang terbatas dari segi ekonomi membuat keluarga terbatas melakukan perjuangan. 

"Kami berharap KBRI bisa membantu kepulangan Rico, karena kami tak ada biaya, ujar Hariani di kediamannya di Lingkungan 1, Kelurahan Tanjung Marulak Hilir, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi ini. 

Hariani menjelaskan, Rico berangkat bekerja ke Negara Kamboja sekitar bulan Agustus 2024 lalu. Selama ini, Ia mengetahui kabar ini dari teman Rico yang berada di Kamboja, tetapi berbeda tempat kerja.

"Kami telpon si Rico tidak diangkat sampai sekarang," katanya.

Hariani mengaku dirinya hingga kini belum  mengetahui secara pasti kerjaan Rico dan agen mana yang memberangkatkan putra ketiganya itu. Ia pun terakhir kali berkomunikasi dengan Rico pada 1 Desember 2024 lalu. 

"Kami belum tau kerja apa dia disana dan siapa biro yang memberangkatkannya. Namun pernah kami dengar Rico kerja di Crown Casino," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved