Pelaku Perampokan di Desa Silumboyah

Pengakuan Tersangka Saat Lakukan Aksi Perampokan, Tak Nyangka Korban Meninggal Dunia

Kepada Kapolres, Eben mengaku tidak menyangka bahwa korban meninggal dunia setelah mulutnya disumbat dengan menggunakan kain.

|
TRIBUN MEDAN/ALVI
Konferensi pers yang dilakukan Kapolres Dairi, AKBP Agus Bahari (tengah) yang didampingi Wakapolres Dairi, Kompol Husnil Mubarok Daulay (kiri) dan Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meetson Sitepu di ruangan Sat Reskrim Polres Dairi terkait pengungkapan kasus perampokan dengan kekerasan di Desa Silumboyah Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi, Kamis (19/12/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG- Sat Reskrim Polres Dairi akhirnya meringkus kasus perampokan dengan pembunuhan yang terjadi di Desa Silumboyah Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi, Kamis (19/12/2024).

Roida Sagala (54) wanita paruh baya ditemukan tewas dalam kondisi kaki dan tangan terikat di dalam rumahnya yang berada di Desa Silomboyah Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi, Minggu (8/12/2024).

Kapolres Dairi, AKBP Agus Bahari mengatakan, kedua tersangka merupakan pasangan suami istri yakni Eben Sinaga (ES) dan Siska Pasaribu (SP) yang tak lain adalah tetangga korban.

Kepada Kapolres, Eben mengaku tidak menyangka bahwa korban meninggal dunia setelah mulutnya disumbat dengan menggunakan kain.

"Saya tidak tahu pak kalau dia (korban) meninggal dunia, " ujarnya kepada Kapolres Dairi, AKBP Agus Bahari saat dihadirkan dalam konferensi pers. 

Selain itu, dirinya juga mengikat korban dengan menggunakan selang dan kabel charger handphone, agar tidak kabur saat akan diambil harta bedanya.

Sementara itu, mulut disumbat dengan kain dengan maksud agar tidak berteriak dan Eben bisa dengan leluasa serta kabur dengan selamat.

Kedua tersangka pun sempat menjual barang berharga itu dengan total pendapatan mencapai Rp 5 juta 500 ribu.

Uang tersebut kini sudah habis digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari - hari serta membayar hutang.

Rosida Sagala ditemukan meninggal dunia didalam rumahnya dengan kondisi kaki dan tangan terikat serta mulut disumbat dengan kain lap.

Berdasarkan hasil otopsi di RSUD Pakpak Bharat, korban meninggal karena kehabisan oksigen.

Abang kandung korban, Robinhood Sagala mengungkapkan kondisi sang adik dalam keadaan kedua kaki dan tangan terikat.

Bahkan, terdapat luka memar di bagian kepala.

"Pada saat kami temukan, kondisinya kedua kaki dan tangannya terikat. Lalu, mulut disumpal pakai kain, dan ada luka memar di bagian kepala. Diduga karena itulah adik kami meninggal dunia, " ujarnya.

"Kalung, cincin dan handphonenya hilang. Kalau yang tidak ada, " jelasnya.

Robinhood mengatakan, tersangka diduga masuk dari dari dalam jendela kamar.

Sementara korban tidur diruang luar, menemani sang ibu yang sudah sakit - sakitan di halaman tengah.

"Kemungkinan dia (tersangka) masuk dari dalam kamar. Soalnya adik saya tidur di ruang tengah, mamak disebelah sana. Jadi karena melihat ada adik saya, langsung lah di ikat , " katanya.

Kejadian itu diperkirakan terjadi sekitar 5 pagi, dan si tersangka sudah merencanakan akan melakukan aksi tersebut sekitar pukul 2 dini hari.

"Kalau menurut kami, kemungkinan jam 5 pagi, " jelasnya.

(Cr7/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved