Berita Viral

KISAH di Balik Batalnya Ahok Maju di Pilkada Jakarta hingga Pramono Anung Sulit Dihubungi Megawati

Ahok menuturkan, ketika itu PDI-P sempat mempertimbangkan untuk berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Editor: AbdiTumanggor
kompas
KISAH di Balik Batalnya Ahok Maju di Pilkada Jakarta 2024 hingga Pramono Anung Sulit Dihubungi Megawati Soekarnoputri. (Kolase Tribun Medan/Kompas) 

"Saya baru tanda tangan notaris, saya ketua Yayasan Mega Gotong Royong yang membawahi kapal dan segala macam di sekolah, pelatihan, advokasi," ujar dia.

Meski begitu, Megawati tetap menyemangati Ahok untuk kembali bertarung di masa mendatang.

"Pak Ahok masih muda kok, lima tahun lagi masih bisa. Kita fight lagi lima tahun,' kata Ibu Mega," ucap Ahok.

Kembali Niatkan Maju di Pilkada Jakarta 2024 setelah Putusan MK

Namun, keputusan PDIP itu pun berubah setelah adanya putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang mengubah ketentuan mengenai ambang batas pencalonan kepala daerah.

Putusan tersebut membuka pintu bagi PDI-P untuk mengusung calonnya sendiri karena perolehan kursi di DPRD Jakarta melampaui ambang batas tersebut. 

Sejumlah pihak pun dimunculkan untuk dimajukan PDIP ke Pilkada Jakarta 2024. Seperti halnya nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ahok pun mengungkapkan cerita di balik batalnya Anies Baswedan memperoleh tiket untuk maju pada Pilkada Jakarta 2024 dari PDI-P.

Ia mengatakan, banyak pihak di internal PDI-P yang tidak memahami isi kepala Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat mencoba membawa nama Anies untuk dijagokan partai banteng dalam kontestasi elektoral di Jakarta. “Menurut saya, mereka-mereka yang menarik Anies masuk itu tidak mengenal Ibu Mega,” ujar Ahok.

Ia mengungkapkan, sejak awal Megawati sudah memiliki prinsip untuk menjagokan kadernya sendiri sebagai bagian dari investasi politik jangka panjang dari PDI-P. 

Bahkan, nama Anies tidak pernah dibahas dalam rapat jajaran DPP PDI-P terkait dengan Pilkada Jakarta.

“Enggak pernah dibawa dalam rapat DPP bahwa seorang Anies akan dicalonkan. Enggak pernah,” ujar Ahok.

Ia mengungkapkan, bahkan pada 26 Agustus 2024, tidak ada undangan dari PDI-P yang menyebutkan bahwa Anies bakal dideklarasikan sebagai calon gubernur.

Saat itu, tengah santer kabar bahwa PDI-P akhirnya bersepakat dengan Anies. Bahkan, Anies sempat mengunjungi DPP PDI-P, menggunakan baju berwarna merah dan berfoto bersama Rano Karno.

Melihat dinamika itu, Ahok mengaku sempat bertanya pada Megawati, apa benar partainya bakal mendukung Anies. 

Percakapan itu berlangsung siang hari di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, sebelum Megawati menuju DPP PDI-P kala itu. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved