TRIBUN WIKI
Sejarah Singkat Lahirnya Korps Marinir Indonesia, yang Ulang Tahun Tanggal 15 November
Korps Marinir lahir pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI Tegal, Jawa Tengah. Marinir adalah pasukan elite TNI Angatan Laut Indonesia.
Karena mempunyai kekuatan dalam matra darat, pernah sekali KKO masuk dalam jajaran Angkatan Darat.
Penumpasan
Mengutip Harian Kompas, 31 Oktober 1975, KKO AL pernah masuk dalam kesatuan di dalam TNI-AD.
Namun, identitasnya masih dipertahankan dengan menjadi resimen tersendiri.
Masuknya KKO AL dalam AD untuk reorganisasi Angkatan Bersenjata pada 1948.
Resimen ini yang ikut dalam beberapa penumpasan pemberontakan.
Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional dan Makanya
Beberapa tahun kemudian akhirnya dikembalikan ke dalam jajaran Angkatan Laut.
Pada 1975, terjadi suatu peristiwa yang penting bagi keberadaan Korps, nama Korps Komando Angkatan Laut dikembalikan lagi menjadi Korps Marinir sesuai dengan sejarah lahirnya Korps sejak 1945.
Hal itu berdasarkan Surat Keputsan Kasal Nomor: Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 November 1975.
Pada 15 November 1959, saat menyerahkan Panji Unggul Jaya kepada KKO ALRI, Presiden Soekarno pernah berpidato:
"... Dan kamu daripada Korps Komando Angkatan Laut, telah menyabungkan jiwa ragamu dan beberapa kawan daripadamu, telah gugur di medan pertempuran, tak lain tak bukan, pada hakikatnya ialah untuk membela dan menegakkan sesuatu ide."
Baca juga: Sejarah Singkat Hari Pahlawan 10 November, Apakah Libur Nasional?
Dilansir Harian Kompas, 15 November 2017, hanya satuan Korps Marinir yang istimewa memiliki panji (bendera, terutama berbentuk segitiga memanjang) tersendiri.
Selain itu, panji hanya dimiliki matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Keistimewaan Korps Marinir pada zaman Orde Lama dan Orde Baru adalah mempunyai citra positif di masyarakat.
Semasa perjuangan membebaskan Irian Barat, KKO AL membentuk Pasukan Pendarat 45 (Pasrat-45) dengan 8.100 prajurit.
Selanjutnya terjadi konfrontasi Ganyang Malaysia dengan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), yang menentang pembentukan Malaysia yang disebut Presiden Soekarno sebagai boneka imperialisme Inggris.
Baca juga: Sejarah Singkat PT Sritex yang Kini Bangkrut, Sempat Jaya di Masa Orde Baru
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Korps-Marinir-baret-ungu.jpg)