Breaking News

Berita Viral

MOTIF Ayah di Kudus Habisi Nyawa Anaknya Sendiri, Emosi Korban Maksa Minta Warisan hingga Pukuli Ibu

Inilah motif ayah di Kudus, Jawa Tengah berinisial S (65) habisi nyawa anaknya sendiri berinisial BH (38) di rumah karena kesal sang anak kerap minta

KOLASE/TRIBUN MEDAN
MOTIF Ayah di Kudus Habisi Nyawa Anaknya Sendiri, Emosi Korban Maksa Minta Warisan hingga Pukuli Ibu 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah motif ayah di Kudus, Jawa Tengah berinisial S (65) habisi nyawa anaknya sendiri berinisial BH (38) di rumah.

Adapun seorang ayah di Kudus nekat menghabisi nyawa anaknya sendiri di rumah.

Hal itu lantaran S tak tahan melihat kelakuan anak sulungnya tersebut yang kerap meminta bagian warisan.

Tak hanya itu, sang anak juga sering memukul ibu kandungnya hingga KDRT ke istrinya sendiri.

Sebelum dibunuh oleh sang ayah, BH ternyata memukul sang ibu dan kerap meminta bagian warisan.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupatan Kudus.

BH adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan sudah berkeluarga serta tinggal di Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Di hari kejadian, BH bersama istrinya datang ke rumah orangtuanya pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Baca juga: MOMEN Terakhir Sri Meyke Penumpang Pesawat SAM Air Tewas, Sempat Pamit, Tinggalkan Anak Masih Bayi

Ternyata saat itu BH marah-marah kepada sang istri dan meminta istrinya mencari pinjaman Rp 600.000 untuk membayar utang.

Pertengkaran BH dengan istrinnya dilaporkan sang adik, MAA kepada sang ayah yakni S yang saat itu berada di luar rumah.

Mendengar laporan MAA, S pun segera pulang dan menghampiri anak sulungnya, BH yang ada di rumah. 

S yang emosi ternyat mengambil linggis dari kandang ayam yang berada di belakang rumah.

"Sempat diingatkan anaknya MAA untuk mengurungkan niatnya, namun tersangka sudah terlanjur emosi," ujar Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic, dikutip Tribun-medan.com dari Tribunnews, Minggu (20/10/2024).

Kapolres mengungkapkan, tersangka S sempat mengatakan kepada putra bungsunya MAA dengan kalimat "nek ora ngene, yo mben dino wonge ngamuk, misakke bojone bi ibuk.e nek dipateni'.

Artinya, jika tidak seperti ini, setiap hari orangnya marah-marah, kasihan istrinya dan ibunya jika dibunuh.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved