UMKM
Mama Watt’s, Bisnis Patiseri yang Lahir dari Krisis Moneter 1998
Krisis moneter 1998 adalah satu peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan ekonomi dan politik Indonesia.
Penulis: Joy Silvana Aritonang | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Krisis moneter 1998 adalah satu peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan ekonomi dan politik Indonesia.
Di masa yang sulit ini Indonesia mengalami penurunan tajam nilai tukar rupiah sehingga menyebabkan inflasi yang tinggi serta melonjaknya harga barang-barang pokok.
Ketidakstabilan sosial dan pengangguran menjadi hal yang lumrah pada saat itu.
Tak ingin berlama-lama dan pasrah pada keadaan, Desmawaty Badar justru menemukan peluang bisnis di saat yang genting ini.
Akrab disapa Waty, kini ia dikenal dengan usaha Mama Watt’s miliknya yang berlokasi di Jalan Bunga Asoka No 126c, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
“Saat itu krisis ekonomi 1998, saya beralih bisnis ke usaha makanan yang disukai oleh keluarga. Saya coba terus hingga berani menjual ke orang lain,” kenang Waty mengingat awal mula mendirikan Mama Watt’s.
Waty menambahkan Mama Watt’s awalnya hanya menjual jajanan pasar dan bubur sumsum candil ke lingkungan sekolah anak-anaknya.
“Sambil antar anak-anak ya sekalian jualan, memperkenalkan produk ke teman-teman. Rasa dan pengemasan makanannya dibuat semenarik mungkin, itu harus number one,” ucap Waty.
Di balik enaknya rasa kue dari Mama Watt’s, ternyata Waty sama sekali tidak memiliki dasar di dunia patiseri.
Ia mengaku memperoleh resep-resep dan cara memasak kue dari membaca.
“Saya hobi baca. Jadi saya rajin praktik-praktik memasak. Terus dari resep yang saya dapat, saya koreksi dan modifikasi dengan kreasi. Akhirnya menciptakan kue sendiri,” jelas ibu tiga anak itu.
Varian kue yang dijual oleh Mama Watt’s pun tergolong nyaman di kantong. Dibanderol mulai dari Rp 4.000 sudah bisa menikmati kue di sini.
Kue-kue yang dijual oleh Mama Watt’s pun sama sekali tidak memakai perisa kimia dan pasta. Seperti varian kue Pandan Kelapa Muda, yang dibuat langsung dari sari pandan dan daging kelapa asli.
Kue ini merupakan kue jadul yang dimodifikasi oleh mama Watt’s. Kue Pandan Kelapa Muda pun menjadi menu ‘Best Seller’, karena bebas tepung dan lebih rendah lemak.
“Kita pastikan kita nggak pernah pake perisa, pasta. Kita selektif karena customer kita juga selektif memilih makanan yang lebih sehat. Makanya saya menciptakan makanan sehat dan lebih baik lagi,” ucapnya.
| Es Bubur Kesu, Lahir dari Ketan Hitam dan Kini Jadi Kuliner yang Viral di Kota Medan |
|
|---|
| Miesop Blitar Warisan Hadirkan Perpaduan Rasa Kaki Lima dalam Gaya Restoran |
|
|---|
| Angkat Citra Jajanan Tradisional, Kuwei Gunting Indonesia Modernkan Kue Gunting khas Tionghoa |
|
|---|
| Berawal dari Nastar, Silmarils Bakery Sukses Bertransformasi Menjadi Bake Shop dengan 80 Varian Menu |
|
|---|
| Jadikan Budapest Cake Menu Andalan, Owner Dapoer Lili: Cake Ini Cocok untuk Orang yang Sedang Sakit |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Desmawaty-Badar-tersenyum-meniru-pose-wajah-dirinya-yang-dibuat-menjadi-logo.jpg)