SOSOK Santri Tewas Usai Dilempar Guru Pakai Kayu Berpaku, Tinggal Bareng Nenek, Ibu dan Ayah TKI

Menurutnya, RSKK sebenarnya hendak melakukan operasi kepada korban. Namun, RSKK menunggu kondisi korban stabil untuk melakukan operasi. 

"Rumah sakit belum berani melakukan operasi kalau kondisi korban masih drop. Tapi, sebelum dilakukan operasi, keponakan saya meninggal dunia," katanya. 

Iqwal mengatakan, selama ini korban tinggal bersama neneknya. Ayah dan ibu korban sudah bercerai. 

Ibu korban kerja di Taiwan, sedang ayah kandungnya kerja di Malaysia. 

Korban berada mulai belajar di pondok sejak kelas 3 SD sampai sekarang kelas 8 MTs.

"Sejak kelas 3 SD, keponakan saya sekolah dan mondok di sana. Sekarang keponakan saya kelas 2 MTs. Keponakan saya tidurnya juga di asrama pondok," katanya.

Penjelasan Polisi 

Saat itu, para santri termasuk korban, setelah melaksanakan salat subuh sedang berolahraga di area pondok. 

Karena sudah pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan para santri untuk segera mandi karena ada jam kunjungan orang tua dan melaksanakan salat dhuha.

"Biasanya, habis salat subuh, para santri olah raga, ada yang main bola, ada yang badminton dan ada yang voli. Kebetulan pagi itu, sudah pukul 06.00 WIB, salah satu ustaz memperingatkan santri untuk segera mandi, karena ada jam kunjungan orang tua dan salat duha," ujar Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, Sabtu (29/9/24) dikutip dari Tribun Jatim. 

Karena setelah diingatkan para santri tidak juga meninggalkan bermainnya, salah satu ustaz mengambil kayu dan dilemparkan ke santri.

Baca juga: Akademi Utamasia Akan Menggelar Copa U-8, U-10 dan U-12 di Kota Medan

Kayu yang dilempar pelaku mengenai kepala bagian belakang korban. 

Kayu dilemparkan ke korban terdapat paku. Paku pada kayu itu menancap di kepala bagian belakang korban.

"Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala bagian belakang. Kayu ada pakunya dan menancap di kepala bagian belakang korban," katanya. 

Setelah paku dicabut dari kepalanya, korban langsung tidak sadarkan diri.