UMKM
Moona Monroe, Usaha Aksesoris yang Dimulai Elvy sejak Covid, Kini Bisa Raup Omzet Jutaan per Hari
Berawal dari iseng, seorang gadis berusia 23 tahun berhasil menjalankan usaha aksesoris kekinian bernama Moona Monroe.
Penulis: Risya Fakhrana Nasution | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Berawal dari iseng, seorang gadis berusia 23 tahun berhasil menjalankan usaha aksesoris kekinian bernama Moona Monroe yang dilakoni sejak 2020 hingga sekarang dari sebuah bilik kecil.
Elvy Syahdani, mengaku mendirikan Moona Monroe dikarenakan kebosanannya menjalani kuliah dari rumah lantaran Covid-19 melanda.
“Moona Monroe ini berawal di tahun 2020 ketika Covid, kak. Kemarin kuliah kan diwajibkan online dari rumah, jadinya gabut dan terlintaslah untuk buat usaha ini,” ucap Elvy saat ditemui di rumahnya Lorong XIII, Jalan Kl. Yos Sudarso, Medan Timur, Sumatera Utara.
Di kamar kecil pribadinya, Elvy dengan telaten merangkai butir demi butir berbagai jenis manik-manik sehingga tercipta aksesoris kekinian.
Moona Monroe merupakan aksesoris seperti cincin, gelang dan strap handphone yang berasal dari manik-manik beraneka bentuk dan warna.
Dengan target pasar usia 17-25 tahun, Elvy memberikan harga yang sangat terjangkau untuk produk Moona Monroe. Yaitu di kisaran Rp 5.000 – Rp. 50.000.
“Kita tuh punya target pasar di umur 17-25 tahun. Kalau untuk harga, kita start di Rp 5.000 untuk cincin dan phone strap seharga Rp 50.000. Tapi terkadang, ada juga ibu-ibu yang masih mau membeli produk Moona Monroe ini, kak,” ucap Elvy.
Elvy bercerita, awalnya ia hanya menjajakan produk Moona Monroe pada teman-temannya saja.
Namun ketika ia mencoba untuk mengunggah produk Moona Monroe di Instagram, Elvy mendapat respon yang sangat baik hingga ia membuka gerai online di Shopee.
“Awalnya tuh saya jualan dari teman ke teman. Ternyata, pas diupload di Instagram jadi pada rame yang mau. Nah akhirnya saya buka juga di Shoope,” jelasnya.
Elvy pun menceritakan bagaimana perjalanannya membangun Moona Monroe sehingga ia konsisten melakoninya.
“Di tahun 2022, aku ngonten beberapa foto produk Moona Monroe ke Tiktok, kebetulan FYP sampai 300 ribu orang yang nonton. Nah dari situ langsung banyak orderan yang masuk. Dan di Shopee juga orderan jadi membludak, sampai Shopee nya tuh eror saking banyaknya orderan masuk,” ucap wanita berhijab ini.
Selain lonjakan orderan di Shopee, akun Instagram Moona Monroe pun tak lepas dari incaran konsumen untuk melakukan pemesanan. Diakuinya, laman Direct Massage (DM) Instagramnya pun juga mengalami eror.
Selama lonjakan orderan ini, Elvy sempat memperkerjakan masyarakat setempat dalam hal produksi Moona Monroe.
“Aku juga pernah memperkerjakan empat orang sebagai anggota, kak. Tapi karena terkendala hal lain, akhirnya aku sendiri yang kerjain. Buat pernak-pernik ini kan sambil duduk selama berjam-jam lamanya, jadi badan lumayan pegal-pegal,” sambungnya.
Walaupun mengaku mengalami pegal ketika proses produksi Moona Monroe, Elvy mengaku senang merintis bisnisnya ini lantaran ia kerap mendapat teman dan relasi baru.
Menjajakan Moona Monroe secara offline
Selain melalui media sosial dan marketplace, Elvy juga memasarkan produknya di bazar maupun kafe.
“Untuk pemasaran, kita juga sering masuk ke bazar sekolah, bazar pemerintahan dan ada juga display di kafe, yaitu Anyong Cafe Studio, Jalan Bunga Asoka,” jelas Elvy.
Dari bisnis kecilnya ini, Elvy dapat meraih omzet hingga Rp 3.000.000.
“Kalau orderan nggak terlalu banyak, omzet tuh bisa di angka Rp 1.500.000. Tapi kalau lagi tinggi tuh bisa sampai Rp 3.000.000. Beda lagi kalau open bazar, bisa mencapai Rp 2.000.000 per hari nya,” ucapnya.
(cr34/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Es Bubur Kesu, Lahir dari Ketan Hitam dan Kini Jadi Kuliner yang Viral di Kota Medan |
|
|---|
| Miesop Blitar Warisan Hadirkan Perpaduan Rasa Kaki Lima dalam Gaya Restoran |
|
|---|
| Angkat Citra Jajanan Tradisional, Kuwei Gunting Indonesia Modernkan Kue Gunting khas Tionghoa |
|
|---|
| Berawal dari Nastar, Silmarils Bakery Sukses Bertransformasi Menjadi Bake Shop dengan 80 Varian Menu |
|
|---|
| Mama Watt’s, Bisnis Patiseri yang Lahir dari Krisis Moneter 1998 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Elvy-23-sedang-membuat-cincin-salah-satu-produk-Moona-Monroe.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.