Kasus Arisan Online Lubuk Pakam

Korban Arisan Online Media Sosial di Lubuk Pakam Terus Bertambah, Minta Polisi Cepat Tangkap Pelaku

Korban arisan online media sosial di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terus bertambah. Mereka melapor ke Polresta Deli Serdang.

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Emak-emak yang menjadi korban arisan online media sosial di depan ruang SPKT Polresta Deli Serdang untuk membuat laporan Rabu, (31/7/2024). 

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Korban arisan online media sosial di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terus bertambah. Para korbannya pun terus membuat laporan ke Polresta Deli Serdang Rabu, (31/7/2024). Mereka yang menjadi korban berstatus emak-emak yang menjadi ibu rumah tangga.

Saat ditemui Tribun Medan Rabu sore, para korban masih berada di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Saat itu ada 6 orang yang menjadi korban datang. Ada yang sudah tahun lalu membuat laporan dan ada juga yang baru mau buat laporan.

Hal ini lantaran sosok pelaku yang mereka tuduh berinisial NS (33) belum mau bertanggungjawab atas kerugian.

"Kami datang ke sini karena semua jadi korban. Harapan kami semua ini sama, minta sama polisi supaya dia cepat ditangkap. Jangan enak kali dia makani duit kami itu," ucap bersama-sama para korban.

Saat diwawancarai para korban mengaku mengalami kerugian mulai dari belasan juta, puluhan juta hingga 1,8 milyar.

Para korban saat ini beranggapan ada oknum polisi yang diduga membekingi pelaku sehingga tidak tersentuh hukum sampai saat ini.

Para korban mengaku lontaran pelaku tidak bisa ditangkap polisi juga sering disampaikan ke mereka.

"Aku kerugian 23 juta nggak pernah narik. Gara-gara ini aku sama suami pun ribut jadinya karena memang aku nggak jujur sama suami (nggak kasih tau ikut)," ucap Wita (37) warga Tanjung Morawa

''Dari facebook aku dulu kenal cuma dulu kan pelaku ini diagung-agungkan. Masih muda kita lihat dan kita lihat ada yang sudah 6 tahun ikut arisan dia dan gak masalah. Tiba aku ikut seperti ini," ucap Wita.

Dari cerita-cerita para korban mereka semuanya nyesal kenal sama pelaku.

Mereka tidak menyangka kalau pelaku bisa berbuat seperti ini sama mereka. Sikap pelaku mulai berubah semenjak tahun 2023 lalu.

"Aku awalnya ikut arisan gate 20 (kalau narik dan dapat giliran dapat Rp 20 juta meski tidak bayar Rp 20 juta). Sampai terakhir masuk gate 40 dan 50. Kerugian ku ya segitu 50 gitu,"ucap Rika warga Denai Medan.

''Kalau ditanya sama dia cemana kelanjutan ada saja alasannya, bilang ada yang mau diselesaikan. Akhir-akhir ini dia malah melawan. Dibilangnya pula mau berbisnis kok mau enaknya saja. Aku ikut arisan mau menabung bukan berbisnis,"ucap Rika.

Cerita sedih juga disampaikan oleh Elisa (35) warga Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved