Breaking News

Berita Medan

Layanan Jemput Barang JNE, Dukung Pelaku UMKM Disabilitas Antarkan Paket ke Pelanggan

Dengan duduk bersila di lantai, beragam jenis sampah mulai plastik asoy hingga plastik bekas pembungkus consumer goods tersebut berpindah ke pangkuann

|
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Vivi Siti Mardianti hasilkan berbagai produk dari sampah plastik dengan segala keterbatasannya yang tidak bisa berjalan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kedua tangan Vivi Siti Mardianti (25) meraih satu per satu sampah plastik yang terkumpul di lantai rumahnya di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Medan Teladan, Jumat (28/6) siang.

Dengan duduk bersila di lantai, beragam jenis sampah mulai plastik asoy hingga plastik bekas pembungkus consumer goods tersebut berpindah ke pangkuannya.

Vivi kemudian mengambil sebuah gunting. Perempuan berkacamata ini mulai menggunting sebuah plastik bekas pembungkus kopi menjadi beberapa bagian dan merajutnya menjadi kerajinan tangan berupa tas. Vivi berulang-ulang melakukan ini hingga akhirnya berhasil merajut sebuah tas tangan yang menarik dan bernilai ekonomis. Sedikitnya, Vivi membutuhkan 200-an plastik bekas pembungkus kopi untuk dapat dirajut menjadi sebuah tas tangan.

Vivi sejatinya adalah perempuan disabilitas. Penyakit lumpuh yang dialaminya ketika lulus SMK tahun 2013 lalu membuatnya tak bisa leluasa bergerak. Ia menjadi lumpuh total dan sudah 10 tahun lebih ia hidup dalam keterbatasan.

Meski memiliki keterbatasan, hal tersebut tak menyurutkan semangat Vivi untuk terus berkreasi dalam menjalani hidup. Ia pun memilih menjadi recycle craft (pegiat kerajinan daur ulang) dan menciptakan kerajinan yang berdaya jual tinggi meski hanya dilakukan dari rumah saja.

Keterbatasan inilah yang menguatkan niat Vivi untuk fokus menciptakan berbagai kerajinan tangan yang apik muncul.

"Awal mula kepikiran menjadi recycle craft agar bisa lebih bermanfaat bagi sekitar. Begitu tamat SMK, saya tidak bisa jalan, jadi bingung mau mengerjakan apa. Nah, saya kebetulan suka kerajinan tangan. Terus saya pikir apa yang modalnya kecil. Akhirnya memutuskan menjadi recycle craft saja," ujar Vivi kepada Tribun Medan, Jumat (28/6/2024).

Berbagai kerajinan tangan dibuat Vivi dengan menggunakan bahan dasar plastik pembungkus. Mulai dari tas, tempat tisu, tempat tumbler, tas koin, taplak meja dan lainnya.

Vivi menceritakan, proses pembuatan kerajinan dari limbah ini tidaklah sulit, namun dibutuhkan ketelitian dan kesabaran. “Alat dan bahannya pun cukup terjangkau. Sampah plastik kemasan kemudian digunting lalu dibersihkan dan dilipat sesuai kebutuhan” ujarnya.

Menurut Vivi, yang menjadi salah satu keunggulan produknya, ia mampu membuat beragam motif dari gambar yang ada di kemasan plastik tersebut. Seperti motif batik, motif tunggal, bunga dan lain-lain.

Untuk satu buah tas tangan, Vivi membutuhkan sekitar 200 bungkus sampah plastik, dengan waktu pembuatan sampai tiga hari. Itu sebabnya tak jarang ketika ada orderan besar, Vivi turut memberdayakan ibu-ibu sekitar untuk membantunya.

"Kalau kesulitan sejauh ini adalah kebetulan saya tidak punya mesin jahit. Jadi untuk puring itu saya harus pesan online. Kadang ukurannya juga tidak sesuai kebutuhan," ungkapnya.

Sejak memulai usahanya di tahun 2019, Vivi juga aktif membagikan tutorial pembuatan recycle craf melalui YouTube. Hal itu karena keinginannya agar banyak orang yang juga bisa mengolah sampah menjadi produk kerajinan.

Dalam memasarkan hasil kerajinannya, Vivi menggunakan platform penjualan seperti Shopee, Instagram dan Facebook serta secara offline. Pemesanan datang dari beberapa daerah, seperti Aceh, Riau, Jakarta, dan Solo.

Dalam sebulan Vivi bisa mendapat orderan dari luar kota 5-10 kali. Jumlahnya beragam, untuk jenis gantungan kunci biasa dipesan dalam jumlah besar sekitar 50-100 pcs, sedangkan jenis tas hanya 1 atau 2 barang.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved