Keluarga Jemaah Haji Ini Bersyukur, Ayahnya Dapat Pulang dengan Selamat

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Dari 360 jemaah Haji asal Kabupaten Asahan yang berangkat ke Mekkah, hanya 357 orang yang pulang ke tanah air.

Sebab, tiga diantaranya meninggal dunia. 

Dalam penyambutan kepulangan jemaah haji ini, berjalan haru.

Sebab, tidak sedikit keluarga yang khawatir dan merindukan kepulangan para jemaah. 

Seperti Rini, salah seorang keluarga jemaah haji mengaku bersyukur ayahnya dapat pulang dengan selamat 

"Alhamdulillah, ayah kami sehat. Setelah hampir satu bulan tidak jumpa, kali ini jumpa alhamdulillah sehat ayah," kata Rini, Senin (24/6/2024). 

Lanjutnya, ia sempat khawatir setelah mendapatkan kabar ada dua orang meninggal dunia seusai melaksanakan ibadah lempar jumroh. 

"Ya khawatirlah. Ayah kami juga sudah berumur. Dapat kabar dua yang meninggal kemarin, kami setiap hari mencoba menghubungi ayah. Alhamdulillah, ayah sehat," katanya. 

Terlebih, satu orang jemaah lainnya meninggal dunia menjelang pulang, semakin membuat dirinya was-was. 

"Karena semalam saat mau berangkat, tiba-tiba dapat kabar ada yang meninggal. Tapi, kembali alhamdulillah, ayah kami tidak kenapa-kenapa," katanya. 

Tiga orang jemaah haji asal Kabupaten Asahan meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi. 

Ketiganya H Ahmad Faisal Sinaga (56) warga Desa Silau Jawa, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Hj Syaimah Damanik (95) warga Desa Karya Ambalutu, Kecamatan Buntu Pane, dan Hj Ngainah Tukimin (65) warga Desa Pulau Rakyat Pekan, Kecamatan Pulau Rakyat. 

Ketua kloter satu Kabupaten Asahan, Taufik menjelaskan ketiga orang meninggal dunia tersebut tidak dapat dibawa pulang. 

"Ada tiga orang memang, bapak Ahmad Faisal Sinaga meninggal dunia setelah melakukan ibadah lempar jumroh, dan merasa kelelahan," kata Taufik, Senin (24/6/2024). 

Hj Syaimah Damanik (95) meninggal dunia akibat sakit sehingga sempat dirawat di rumah sakit di Arab Saudi. 

"Ibu Syaimah sempat sakit, kemudian kami bawa untuk ditangani di rumah sakit, satu hari setelahnya meninggal dunia," jelasnya. 

Sedangkan Hj Ngaimah Tukimin (61) meninggal dunia sehari sebelum kepulangan dari tanah suci. 

"Kami ini sebenarnya terlambat pulang. Karena, kami mengurus ibu Ngaimah yang sakit sehari sebelum kepulangan. Ibu Ngaimah sempat menjalani seluruh tahapan ibadah haji," jelasnya. 

Ia menduga, hal tersebut terjadi dikarenakan cuaca ekstrem di Mekkah sehingga mengakibatkan jemaah yang sudah berusia ujur kelelahan dan mengakibatkan meninggal dunia. 

"Disana kalau pagi sekitar 34 drajat, siang menjelang sore, sampai 48 hingga 51 derajat selsius. Sehingga, memungkinan, ini adalah penyebab dropnya para jemaah sehingga kelelahan," pungkasnya. 

(cr2/tribun-medan.com)