Liputan Khusus

Pesona Wisata Siosar di Karo Kini Memudar, Dulu Viral dan Jadi Primadona Pelancong

Kondisi Siosar di Kecamatan Merek, Kabupaten Tanahkaro, Sumut, masih menjadi perbincangan. Kawasan wisata menjadi primadona, kini memprihatinkan

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Juang Naibaho
Tribunmedan.com
Kawasan wisata Siosar di Kabupaten Karo, Sumatra Utara (Sumut), kini sepi pelancong. Padahal objek wisata sempat viral dan menjadi tujuan wisata favorit masyarakat Sumut maupun luar daerah. 

KABANJAHE, TRIBUN - Kondisi Siosar di Kecamatan Merek, Kabupaten Tanahkaro, Sumatra Utara masih menjadi perbincangan.

Kawasan wisata yang beberapa waktu lalu menjadi primadona di Kabupaten Karo, kini memprihatinkan.

Spot foto yang dulunya instagramable pada ketinggian 1.750 meter di atas permukaan laut atau karib disebut puncak 2.000 kini terbengkalai.

Lokasi berdirinya villa dengan konsep bangunan a la Eropa yang dulunya menjadi tujuan utama wisatawan betransformasi menjadi lahan tumbuh ilalang.

Dengan kata lain pesona Siosar kini pudar atau memilukan. Objek wisata yang berada di Desa Kacinambun tersebut sudah sangat jauh berbeda. Hiruk-pikuk wisata yang dulu selalu ramai pada akhir pekan, kini hanya kenangan.

Spot yang dulu jadi favorit kaula muda istirahat Zia Coffee, juga tak kalah memprihatinkan. Bangunan yang dominan terbuat dari kayu tersebut usang tanpa penghuni.

Tangkapan layar kondisi objek wisata di kawasan Siosar, di Kabupaten Karo, yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah ditinggal wisatawan
Tangkapan layar kondisi objek wisata di kawasan Siosar, di Kabupaten Karo, yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah ditinggal wisatawan (FACEBOOK/Sekitar Sumut Ezra Eriks)

Pemandangan serupa juga tampak jelas di area penginapan bubble atau Bubble House Small yang dulu juga menjadi spot foto kekinian. Area wahana seluncuran pelangi di depan penginapan bubble juga memasygulkan.

Hampir seluruh objek yang dulu jadi primadona kini seakan dibiarkan begitu saja. Rumput liar dan ilalang tumbuh tak terkendali. Kolam wahana seluncuran sudah diselimuti lumut pada bagian dasarnya.

Kondisi terkini Siosar terkait paut dengan anjloknya minat para pelancong kunjungan ke objek wisata tersebut. Ujungnya kerugian sangat dirasakan para pemilik aset di kawasan itu, termasuk pemilik villa.

Banyak investor menanam modal berupa mendirikan penginapan di Siosar. Puluhan unit villa berdiri kokoh di objek wisata tersebut. Bangunannya rata-rata dua lantai dengan tarif menginap yang bervariasi.

Seorang pemilik villa, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, mengatakan, kondisi Siosar yang semakin mengenaskan tentunya harus menjadi perhatian.
Minimnya kunjungan wisatawan tersebut diduga akibat buruknya pengelolaan manajemen objek wisata yang mengandalkan panorama tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbuporapar) Kabupaten Karo Munarta Ginting membenarkan kondisi tersebut. Ia beberapa waktu lalu berkunjung ke Siosar dan melihat objek wisata tersebut kini ditumbuhi rumput liar yang tinggi.

Suasana terkini di kawasan wisata Siosar yang semakin ditinggal wisatawan.
Suasana terkini di kawasan wisata Siosar yang semakin ditinggal wisatawan. (TRIBUN MEDAN/NASRUL)

"Kondisi Siosar memang miris kita melihatnya. Saat saya beberapa hari lalu ke Siosar sudah banyak ditumbuhi rumput yang tinggi-tinggi," ujar Munarta, Kamis (9/5).

Menurutnya, banyak faktor penyebab Siosar ditingalkan para pelancong. Satu di antaranya buruknya manajemen pengelola, terutama terkait retribusi.

Ia mengku dapat laporan dari berbagai pihak bahwa pengelola objek wisata tersebut banyak melakukan kutipan terhadap pengunjung. Selain kutipan yang berlapis dan mahal yang dipatok pengelola, biaya kulinernya juga cukup tinggi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved