TRIBUNWIKI

Cara Novri, Delegasi Global Millenial Model United Nation, Sikapi Stigma Usia & Pencapaian Finansial

Menurutnya sebuah pencapaian bukan hanya dinilai dari karir dan prestasi akademik dengan label penerimaan penghargaan gold atau silver.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Novri Delegasi Global Millenial Model United Nation 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Pencapaian finansial kerap dijadikan tolak ukur sebuah kesuksesan ditengah masyarakat saat ini.

Seseorang akan dianggap sukses dan bahagia ketika memiliki finansial yang mumpuni, berhasil karir dan berprestasi secara akademik.

Hal tersebut yang coba dibantah oleh gadis bernama lengkap Novri Andini Zahirah.

Menginjak usianya yang sudah memasuki 26 tahun, ia tetap mewujudkan segala hal sesuai keinginannya bukan berdasarkan stigma masyarakat.

Menurutnya sebuah pencapaian bukan hanya dinilai dari karir dan prestasi akademik dengan label penerimaan penghargaan gold atau silver.

Tapi menurutnya pencapaian adalah bagaimana bisa bermanfaat dan menyalurkan ide serta gagasan bagi orang lain.

Melalui Delegasi Asia Youth International Model United Nation dan Delegasi Global Millenial Model United Nation, Novri menuangkan berbagai pemikirannya.

"Delegasi itu jadi perwakilan satu negara, dengan pilihan pembahasan suatu isu. Disitu aku pilih isu tentang hak asasi manusia.

Pertama ikut kegiatan itu sebenarnya mau ngechallenge diri, pertama kan kita harus punya kemampuan berbahasa Inggris kan ya. Itu jadi sebuah momentum buat aku, biar bisa keluar dari zona nyaman," ujar Novri.

Padahal cerita Novri pada saat itu dirinya sudah berada di usia maksimal untuk mendaftar.

Tetapi ia tak merasa harus menyerah, menurutnya usia bukanlah penghalang untuk memulai sesuatu, yang dianggap terlambat oleh orang lain.

"Dan di momen itu juga aku udah di usia maksimal daftar, nah disini aku mau ingetin ke temen-temen kalau misalnya kita udah di titik keknya aku terlalu tua ya buat nyoba ini. Tapi itu pikiran yang harus dibuang, karna ini sebuah proses buat aku untuk bisa maksimalkan waktu dan meningkatkan kapasitas diri," ungkapnya.

Disana Novri belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan merundingkan problem solving bersama-sama.

Tak patah arang, Novri terus berupaya mewujudkan beberapa impiannya yang terkesan terlambat untuk orang lain.

Tidak baginya, karena setelah mencoba beberapa kali kini dirinya berhasil memperoleh beasiswa S2 di Universitas Gajah Mada.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved