Sumut Terkini
Disternak Karo Minta Petani Tak Sisakan Wortel Gagal dari Lahan, Cegah Benih Tak Jelas Berkembang
Untuk benih sudah mulai bisa didapatkan oleh petani mulai dari sesama petani, maupun di balai pengadaan benih.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Pasca tersebarnya kabar petani wortel yang mengalami kerugian akibat salah membeli bibit, Dinas Pertanian dan Peternakan (Disternak) meminta kepada para petani agar tidak menyisakan wortel yang sudah terlanjur ditanam.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Disternak Kabupaten Karo Matehsa K Purba, langkah yang bisa dilakukan saat ini ialah mengantisipasi wortel dengan jenis serupa kembali tumbuh.
"Kalau yang sudah terlanjur ditanam, itu tinggal keputusan petani apakah langsung dicabut atau ditunggu sampai besar. Tapi pesan kita, jangan sisakan bekas tanaman wortel yang gagal ini di ladang," ujar Matehsa, Jumat (10/5/2024).
Diungkapkan Matehsa, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kembali berkembangnya jenis wortel dengan benih yang belum diketahui asal-usulnya ini.
Dirinya meminta kepada para petani baik yang sudah mengganti tanaman wortelnya ataupun yang menunggu wortel besar untuk benar-benar melakukan pembersihan ladang.
"Jadi untuk lebih maksimal, sebaiknya proses pembersihan dilakukan dengan cara ditraktor. Agar sisa wortel-wortel yang masih ada di dalam lahan, bisa tercabut semua," ungkapnya.
Ketika ditanya perihal pengadaan benih lokal yang sebelumnya sempat langka, Matehsa mengaku saat ini pihaknya sudah kembali menyediakan bibit lokal dengan jenis Gundaling.
Diungkapkan Matehsa, untuk benih sudah mulai bisa didapatkan oleh petani mulai dari sesama petani, maupun di balai pengadaan benih.
Sebelumnya, dikabarkan petani wortel di Kabupaten Karo harus menelan pil pahit karena tanaman yang saat ini sudah dirawat dengan baik tidak memberikan hasil yang maksimal.
Informasi yang didapat, para petani wortel ini tertipu karena bibit yang didapat dari suplier tidak jelas kualitasnya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu petani wortel Jhon Musa Purba, yang mengungkapkan dirinya beberapa bulan lalu membeli bibit dari kerabatnya yang mengaku jika bibit tersebut memiliki kualitas yang baik.
Ternyata, saat ditanam hingga kurang lebih dua bulan setengah buah yang dihasilkan dari bibit tersebut memiliki kualitas yang buruk.
Dirinya menceritakan, awalnya ia membeli bibit tersebut dari orang lain karena bibit lokal dari Kabupaten Karo mengalami kelangkaan.
Dirinya menjelaskan, beberapa bulan lalu saat masa pembibitan cuaca buruk menjadi faktor utama tidak adanya bibit yang dihasilkan dari para petani maupun pengembang bibit.
"Jadi awalnya itu bibit lokal langka, di pembibitan juga langka. Terus ada informasi dari kawan-kawan ada bibit katanya ini bibit lokal, sudah terjamin, tapi nyatanya jelek hasilnya," ujar Jhon.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Seorang-petani-wortel-Jhon-Musa-Purba-menunjukkan-tanaman-wortelnya.jpg)