Kesehatan
Mitos Bahwa Keringat Mengeluarkan Racun, Simak Fakta Sebenarnya
Masyarakat seringkali membicarakan, bahwa keringat itu bisa mengeluarkan racun dari tubuh. Sebenarnya hal itu cuma mitos belaka
TRIBUN-MEDAN.COM,- Di tengah masyarakat, sering kita dengar bahwa keringat akan membuang racun pada tubuh.
Padahal, informasi mengenai keringat membuang racun dalam tubuh itu tidak tepat.
Racun tidak dibuang melalui keringat, tapi larut dalam lemak.
Adapun sebenarnya racun dipecahkan di dalam hati atau liver, yang kemudian keluar melalui urine.
Dilansir dari Klikdokter, manfaat utama dari keringat dalah untuk mendinginkan diri, tidak untuk mengeluarkan substansi beracun.
Di samping itu, faedah lain dari berkeringat adalah untuk melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
''Konsep dasar dari detoks itu salah, karena fungsi hati dan ginjal dalam membersihkan tubuh Anda lebih baik ketimbang aktivitas ekstrinsik atau zat apa pun,'' kata Morton Tavel, mantan profesor kedokteran di Universitas Indiana, seperti dilansi Tonic Vice.
Menurut Tsippora Shainhouse, dokter kulit di Los Angeles, ada dua macam keringat.
Jenis keringat pertama adalah sistem pengontrol suhu tubuh, yang bermanfaat misalnya untuk memastikan Anda tidak mati karena serangan heat stroke saat melakukan hot yoga.
Baca juga: 14 Tanaman Pengusir Nyamuk, Ada yang Sangat Disukai Kucing Karena Bikin Fly
“Keringat ini adalah respons terhadap suhu tubuh yang tinggi. Biasanya muncul ketika Anda sedang demam, kepanasan, dan berolahraga,” kata Shainhouse.
Sementara jenis keringat kedua disebut dengan stress sweating (keringat stres).
Menurut Shainhouse, keringat stres sebenarnya adalah respons sistem saraf simpatik terhadap adrenalin, hormon yang muncul saat Anda gugup, cemas, dan bersemangat.
Fungsi keringat stres ini juga bukan untuk detoks, karena merupakan sisa adrenalin yang dikeluarkan oleh tubuh.
Baca juga: Manfaat Garam Bagi Tanaman yang Banyak Orang Belum Mengetahuinya, Simak Ulasannya Berikut
Ditambahkan oleh Shainhouse bahwa “racun” seperti pestisida, residu plastik, atau polusi udara cenderung larut dalam lemak, bukan air.
Karena itu, mereka tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dalam jumlah yang signifikan, mengingat keringat terdiri atas 99 persen air.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-keringat.jpg)