Berita Viral

Menteri Nadiem Makarim Disorot Ibu-Ibu Gegara Kabar Seragam Sekolah Pakai Baju Adat:Uang Keluar Lagi

Kabar perubahan aturan ini mendapatkan sorotan dari orangtua murid. Mereka mengkritik kebijakan yang dibuat Nadiem lantaran dianggap memberatkan

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berswafoto dengan duru dan para pelajar saat meninjau pelaksanaan pembejalaran tatap muka (PTM) di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), Medan, Selasa (26/10/2021). Kehadiran Nadiem Makarim untuk mengajak para pelajar dan guru menyebarkan nilai Pancasila dan berharap YPSIM bisa membantu Kemendikbudristek dalam program merdeka belajar. 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Pendidikan Nadiem Makarim disebut bakal mengganti aturan seragam sekolah dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) berencana mengganti seragam sekolah yang biasa menjadi pakaian adat. 

Kabar perubahan aturan ini mendapatkan sorotan dari orangtua murid. 

Mereka mengkritik kebijakan yang dibuat Nadiem lantaran dianggap nyeleneh dan memberatkan.

Pasalnya, para orangtua harus kembali mengeluarkan uang untuk membeli baju adat dan mengganti seragam biasanya.

Hal itu disampaikan salah seorang warga bernama Mariah (42) saat ditemui Warta Kota di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (14/4/2024).

"Agak memberatkan karena kan kalau baju adat mau enggak mau kalau enggak sewa, beli. Baju adat kan sewanya agak lumayan harganya," kata Mariah.

Orangtua murid, Mariah
Orangtua murid, Mariah mengaku keberatan dengan aturan pergantian seragam sekolah menjadi baju adat

Selain itu, dia beranggapan jika aturan itu benar diterapkan, mencari baju adat sewaan akan lebih sulit karena dipastikan ada banyak orangtua yang juga menyewanya.

Sementara apabila harus membeli baju adat, Mariah menganggap jika tak semua orangtua mampu membelinya.

Apalagi ia memiliki dua anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Hal itu tambah menjadi PR besar untuk Mariah.

"Beli juga harganya enggak murah. Jadi kalau bisa jangan ada baju adat, biasa aja bajunya seragam sekolah biasa, kecuali kalau event-event tertentu enggak masalah kayak ulang tahun Jakarta atau apa boleh lah," ungkapnya.

"Apalagi anak saya dua masih pada sekolah, aduh pusing," imbuhnya.

Menurut Mariah, menggunakan baju adat daerah untuk anak-anak dari jenjang SD sampai SMA tak menjamin siswa memiliki jiwa nasionalis yang tinggi.

Baca juga: Ortu Siswa Protes Aturan Baru Seragam Sekolah Usai Lebaran, Harus Keluar Duit Lagi Buat Baju Adat

Baca juga: SOSOK Aiptu Supriyanto Serahkan Tas Pemudik yang Tertinggal di Rest Area, Isi uang Tunai Rp 100 Juta

Sebab, lanjut dia, jiwa nasionalis harus tertanam dalam kesadaran masing-masing individu dan bagaimana pihak sekolah memperkenalkannya.

"Biasa aja sih kalau kata saya (enggak menambah kecintaan), tergantung anaknya, gimana sekolah kadang, kadang ada yang ditanya juga nggak begitu familiar (sama baju adat), jadi enggak ngaruh sebernarnya," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved