Wisata Kepri
Gubernur Kepri Ansar Ahmad Kucurkan Rp 2,7 M untuk Percantik Wajah Pujasera Kijang
Hal itu disampaikan Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad dalam silaturahmi bersama masyarakat Kijang di Pujasera Kijang, Senin (26/02/2024).
Bukan hanya itu, mereka bersama kelompok usaha lainnya sedang mengurus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Kemenkum HAM, untuk mendapatkan hak merek dagang secara kolektif.
Otak-otak yang ia jual adalah berbahan baku ikan di antaranya, ikan todak, tenggiri dan ikan delah.
Lalu, daging ikan itu digiling dengan sotong serta udang bersama bumbu-bumbu dapur yang khas untuk menciptakan rasa sedap dan lezat.
Sehingga, menghasilkan beberapa produk olahan untuk dijual ke konsumen yakni, otak-otak sotong, daging, dan otak-otak tulang yang dibungkus dengan daun kelapa. Kemudian, dibakar menggunakan arang, kompor panggang gas atau menggunakan listrik.
"Otak-otak sotong, daging dan tulang masing-masing seharga Rp 1.500 per biji," ungkapnya.
Proses pembuatan otak-otak dari awal membutuhkan waktu dua jam. Mereka menjual otak-otak sesuai pesanan pembeli.
Dirinya bersama istrinya memutuskan membuka usaha itu demi membiayai pendidikan ketiga anaknya.
Pasalnya, profesinya menjadi nelayan tak memenuhi kebutuhan keluarganya. Kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap tradisional selama ini, tidak menentu.
"Saya kan nelayan. Saya pergi menangkap ikan menggunakan jaring tradisional ke Pulau Numbing, Pulau Mapur di perairan Bintan Pesisi, dan Pulau Telang Kecamatan Mantang," cerita Rahim.
Alhasil, otak-otak buatannya telah mulai diminati oleh konsumen. Produknya itu, beberapa kali dibeli oleh warga Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, ada juga dari Malaysia dan Singapura.
"Ada orang Malaysia dan Singapura berwisata di sini dan membeli oleh otak-otak kami untuk oleh-oleh keluarga mereka di sana," ucapnya.
Dari jualan otak-otak itu, Rahim bersama istrinya dapat melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Anak pertama saat ini sudah Kelas XI SMA, anak kedua kelas 8 MTs, dan terakhir SD kelas 6.
"Alhamdulillah, jajan anak-anak setiap hari sudah bisa tercukupi, dan kami bisa biaya SPP dan beli pakaian sekolah anak-anak," akunya.
Uniknya lagi, dalam usaha ini, dirinya melibatkan anak dengan maksud mendidik anak sejak dini untuk mandiri.
"Anak-anak yang ikut membantu saya gaji mereka, jika sedang sepi mereka saya kasih Rp 30 ribu, jika sedang ramai bisa Rp 100 ribu per anak," katanya.
Dia mengaku, selama ini dirinya mampu menjual otak-tak sebanyak 200 biji. "Omsetnya kurang lebih Rp 300 ribu per hari," ungkapnya.
Pengunjung yang datang ke kampung Otak-otak ini bervariasi, Senin hingga Jumat sepi. Sabtu dan Minggu sedikit ramai.
"Yang paling ramai adalah hari Raya Idul Fitri atau hari raya keagamaan mainnya. Momentum itu membuat kami kewalahan melayani mereka," ucapnya.
Meski begitu, dia mengaku selama berjualan Otak-otak selain biaya hidup keluarga dan sekolah. Dia mampu membeli barang kesayangannya, misalnya kulkas, dan sejumlah elektronik lainnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Gubernur-Kepulauan-Riau-H-Ansar-Ahmad-dalam-silaturahmi.jpg)