Ramadhan 2024

Puasa Pertama di Belanda, Nabila Putri Hafshari Rindu Makan Rendang dan Es Teler

Puasa tahun ini menjadi puasa ramadan yang berbeda bagi Nabila Putri Hafshari. Tahun ini, Bila harus menjalani ibadah puasa di Belanda.

TRIBUN MEDAN/HO
Nabila Putri Hafshari. 

Untuk mengobati kerinduan, Bila biasanya akan masak makanan untuk sahur dan berbuka sendiri.

“Sahur dan buka tetap masak sendiri, karena kalo jajan mahal dan kurang cocok sama lidah. Tapi untungnya tetap ada yang jual kurma (beli di toko orang Turki), jadi bisa lebih santai untuk buka atau sahur,” tutur Bila.

Berada di negara minoritas muslim, membuat Bila harus menjalani ibadah puasa yang berbeda dari di Indonesia.

“Di sini benar-benar ga ada aura-aura ramadannya, jadi ga kerasa puasanya sama sekali. Tapi untungnya banyak toko-toko Turki jadi tetap bisa menyantap kurma,” ungkapnya.

Jarak masjid yang jauh dari tempatnya tinggal, membuat Bila jarang untuk melaksanakan Salat Tarawih berjamaah.

“Jadi selama disini, Saya Salat Tarawih sendiri karena masjid jauh dan mulainya malem banget di atas jam 8 malam,” ujar Bila.

Untuk tetap merasakan nuansa Ramadan, Bila beberapa kali bergabung bersama kelompok muslim yang kebanyakan merupakan orang Indonesia untuk buka puasa atau sekadar ngumpul.

“Weekend nanti kumpul sama temen-teman Indonesia seangkatan yang ada di sini untuk melakukan pengajian atau buka puasa bersama. Biasanya pengajian sini juga ngadain bukber,“ tuturnya.

Bahkan, untuk momen Lebaran, Bila mungkin harus melaluinya di Belanda, karena belum bisa kembali ke Indonesia.

“Karena memang baru mulai kuliah, jadi ga memungkinkan untuk pulang ke Medan. Tahun ini akan merayakan Idul Fitri bersama teman-teman di sini (Belanda),” katanya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved