Ramadhan 2024
Puasa Pertama di Belanda, Nabila Putri Hafshari Rindu Makan Rendang dan Es Teler
Puasa tahun ini menjadi puasa ramadan yang berbeda bagi Nabila Putri Hafshari. Tahun ini, Bila harus menjalani ibadah puasa di Belanda.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Puasa tahun ini menjadi puasa ramadan yang berbeda bagi Nabila Putri Hafshari.
Tahun ini, Bila sapaan akrabnya harus menjalani ibadah puasa di Belanda.
Bila baru 3 bulan berada di Belanda untuk melanjutkan kuliah S2 di Wageningen University and Research.
“Puasa tahun ini benar-benar berbeda, jauh dari keluarga dengan culture yang juga sangat berbeda,” ujar Bila kepada Tribun Medan, Sabtu (16/3/2024).
Warga Jalan Juanda Medan ini mengatakan, di Belanda sudah mulai puasa sejak tanggal 11 Maret lalu.
“Di sini (Belanda) kita mulai duluan, tanggal 11 sudah mulai puasa ngikut yang di Arab,” tutur mahasiswi jurusan Master Forest and Nature Conservation.
Sebenarnya, menjalankan puasa jauh dari keluarga bukan pertama kali bagi Bila.
Sebab sebelumnya, Bila berkuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Hanya saja di tahun ini cukup berbeda karena berpuasa di luar negeri.
“Karena disini muslim minoritas, jadi di kampus ya banyak yang makan. Kemaren juga di kelas ada reward dikasih jajan dari dosen dan saya ga bisa makan (sekelas yg muslim cuma 3 dari 40 orang),” cerita Bila.
Tantangan terbesar bagi Bila selama berpuasa di luar negeri yaitu waktu puasanya yang lebih lama dibandingkan dengan Indonesia.
Kemudian juga cuacanya yang sangat berbeda dengan di Indonesia.
“Puasa disini lebih lama, awal puasa ini kita dapet 13 jam terus di akhir-akhir nanti bisa sampe 16 jam puasa. Untungnya saat ini gak panas dan udaranya gak lembab, karena lagi transisi musim dingin ke semi,” ungkap Bila.
Banyak hal yang dirindukan Bila, terutama menyantap hidangan khas yang disajikan keluarganya saat Ramadan.
“Kalau sahur kan biasa tiap tahun ada rendang, nah sekarang ya ga ada karena mau bikin bumbunya ga ada. Kalau buka puasa kangen minum es teler dan es-es lainnya yang biasanya ada di Indonesia, sekarang buka puasa pake air putih anget sama kurma aja udah senang,” terang Bila.
Untuk mengobati kerinduan, Bila biasanya akan masak makanan untuk sahur dan berbuka sendiri.
“Sahur dan buka tetap masak sendiri, karena kalo jajan mahal dan kurang cocok sama lidah. Tapi untungnya tetap ada yang jual kurma (beli di toko orang Turki), jadi bisa lebih santai untuk buka atau sahur,” tutur Bila.
Berada di negara minoritas muslim, membuat Bila harus menjalani ibadah puasa yang berbeda dari di Indonesia.
“Di sini benar-benar ga ada aura-aura ramadannya, jadi ga kerasa puasanya sama sekali. Tapi untungnya banyak toko-toko Turki jadi tetap bisa menyantap kurma,” ungkapnya.
Jarak masjid yang jauh dari tempatnya tinggal, membuat Bila jarang untuk melaksanakan Salat Tarawih berjamaah.
“Jadi selama disini, Saya Salat Tarawih sendiri karena masjid jauh dan mulainya malem banget di atas jam 8 malam,” ujar Bila.
Untuk tetap merasakan nuansa Ramadan, Bila beberapa kali bergabung bersama kelompok muslim yang kebanyakan merupakan orang Indonesia untuk buka puasa atau sekadar ngumpul.
“Weekend nanti kumpul sama temen-teman Indonesia seangkatan yang ada di sini untuk melakukan pengajian atau buka puasa bersama. Biasanya pengajian sini juga ngadain bukber,“ tuturnya.
Bahkan, untuk momen Lebaran, Bila mungkin harus melaluinya di Belanda, karena belum bisa kembali ke Indonesia.
“Karena memang baru mulai kuliah, jadi ga memungkinkan untuk pulang ke Medan. Tahun ini akan merayakan Idul Fitri bersama teman-teman di sini (Belanda),” katanya.
(cr26/tribun-medan.com)
| Perkumpulan Sinar Buddha Indonesia Sumut Gelar Buka Puasa Bersama 157 Anak Panti Asuhan |
|
|---|
| Berita Foto: Belanja Baju Lebaran Bersama Gerakan Istiqomah Sadaqoh, 42 Anak Yatim Piatu Bergembira |
|
|---|
| Berita Foto: COCOK Jadi Menu Berbuka Puasa, Ini Lokasi Berburu Serabi di Kota Medan |
|
|---|
| Viral di Medsos, Semangka Upin Ipin yang Dibuat Mahasiswa Ini Jadi Takjil Paling Diburu Warga Medan |
|
|---|
| Berikut 5 Minuman Legendaris di Kota Medan yang Cocok untuk Berbuka Puasa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Nabila-Putri-Hafshari-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.