Berita Nasional

Pengakuan Orang Dalam, Jokowi Sudah Golkar Sejak 2015, Begini Awal Mulanya Berawal dari Solo

Kode dasi kuning Jokowi sempat ramai diperbincangkan, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto membuka pintu bahkan menyambut baik.

Kompas.com/Muhammad Adimaja
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) meninggalkan ruangan usai membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12/2019) 

Pengamat politik, Ujang Komarudin membaca isu Jokowi dan Golkar bak simbiosis mutualisme alias saling membutuhkan.

"Kalau saya melihat sebenarnya saling membutuhkan satu sama lain, tetapi ini lebih menguntungkan Pak Jokowi," ucap Ujang, Kamis (14/3/2024), dikutip dari Wartakota.

Ujang juga menekankan, kebutuhan Jokowi lebih besar dibandingkan Golkar.

Sebab, hubungan yang sudah tak tertolong dengan PDIP, membuat Jokowi tak memiliki perahu untuk mengarungi lautan politik Indonesia.

"Kenapa lebih menguntungkan? Karena kita tahu Pak Jokowi di Oktober nanti akan selesai masa jabatannya, tidak punya ‘perahu’, tidak punya ‘rumah’, tidak punya ‘benteng’, ketika beliau sudah tidak menjabat lagi sebagai presiden, makanya butuh Partai Golkar," tambah Ujang.

Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan kepada kader partai Golongan Karya (Golkar) pada acara puncak perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan kepada kader partai Golongan Karya (Golkar) pada acara puncak perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022). (Tribunnews/JEPRIMA)

Ujang pun menjelaskan alasan mengapa Golkar tak terlalu membutuhkan Jokowi.

Walaupun, saat ini, Golkar berada di pemerintahan Jokowi, dan cukup banyak kadernya menjadi menteri, termasuk sang ketua umum.

"Kenapa? Walaupun dekat, walaupun sampai hari ini masih satu keluarga katakanlah dengan Pak Jokowi karena saya tahu Golkar itu menjadi jangkar pemerintahan Pak Jokowi, dan selalu loyal pada Pak Jokowi," ucapnya.

"Tetapi, ketika Pak Jokowi tidak jadi presiden di Oktober 2024 nanti, Golkar mempunyai skema sendiri, punya permainannya sendiri tanpa melibatkan Pak Jokowi ke depan," paparnya.

Jokowi Golkar Sejak 2015

Sementara itu, pernyataan soal status Jokowi diungkap salah satu politikus senior Golkar, Ridwan Hisjam.

Di program Majelis Antitesis, Youtube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia yang diunggah pada Jumat (8/3/2024), mantan Ketua DPD Golkar Jawa Timur itu mengungkapkan, Jokowi sudah Golkar sejak 2015.

"Pak Jokowi itu sudah masuk Golkar ya, sejak 2015, sejak 2015. Tapi sejatinya Jokowi itu adalah kader Golkar, sejatinya," kata Ridwan.

Mulanya Ridwan cerita, saat dirinya masih anggota DPR (1999-2004) dan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, dia sudah mendengar nama Jokowi pada 2004.

Ketua DPD Golkar Solo mendatanginya dan menyatakan ada seorang pengusaha yang ingin maju jadi Wali Kota Solo, dialah Jokowi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved