Sumut Terkini
Ibu Tega Jual Anak Kandung Rp 4 Juta untuk Biaya Pulang Kampung, Psikolog : Kurang Dukungan Sosial
Apalagi, ketika PNH kurang mendapat dukungan sosial dari suami, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Psikolog sekaligus Direktur Minauli Consulting Irna Minauli menilai peristiwa memilukan dan memprihatinkan yang terjadi pada PNH (18) di Labuhanbatu Utara, ibu yang menjual anak kandungnya seharga Rp 4 juta karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan.
Sehingga, wanita seperti ini lebih rentan mengalami depresi pasca melahirkan.
Akibatnya, ikatan kasih sayang antara ibu dan inu pun kurang terbentuk.
Apalagi, ketika PNH kurang mendapat dukungan sosial dari suami, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
"Terlebih ketika mereka kurang mendapatkan dukungan sosial dari suami, keluarga atau orang-orang di sekitarnya,"kata Dra Irna Minauli, M.Si, Kamis (29/2/2024).
Menurutnya, lantaran kehamilan yang tidak diinginkan menyebabkan wanita berani mengambil risiko sampai akhirnya melanggar hukum dengan menjual anak yang dikandungnya selama sembilan bulan.
Kondisi ini semakin diperparah apabila korban mengalami kesulitan sehingga menjual bayi dinilai akan mendapat keuntungan.
"Kesulitan ekonomi memperparah kondisi ini sehingga mereka cenderung mengambil jalan pintas untuk mendapatkan dana bagi kebutuhan hidupnya. Itu sebabnya mereka cenderung menjual bayinya pada pihak lain yang membutuhkannya," jelasnya.
Minta Polisi Lakukan Pendamping Psikologi
Irna meminta Kepolisian tidak hanya melakukan penegakan hukum, melainkan pemeriksaan psikologi terhadap PNH guna mengetahui apakah ada masalah conduct disorder atau perilaku emosi serius.
"Sehingga pelaku memiliki kecenderungan melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang ada. Dengan demikian perilakunya lebih didorong oleh motif ekonomi, pelaku sama sekali tidak memiliki rasa bersalah atas perilaku menjual anaknya," ungkapnya.
Kemudian, dengan pemeriksaan psikologi juga untuk mengetahui apakah perilaku ibu yang menjual anaknya ini merupakan depresi pasca melahirkan (post-partum depression).
Lalu untuk mengetahui apakah tersangka memiliki masalah kecerdasan yang mengakibatkan tidak mengantisipasi perbuatannya.
"Akibatnya ketika mereka melakukan hubungan seksual, tidak menyadari konsekuensinya bahwa ia bisa hamil. Demikian pula ketika mereka menjual bayinya, mereka tidak paham bahwa hal itu merupakan pelanggaran hukum," tuturnya.
Ibu Jual Anak Kegagalan Memaknai Perkawinan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Tampang-PNH-18-baju-tahanan-ibu-muda-di-Labuhanbatu-menjual-anak-kandungnya.jpg)