Berita Medan

Cerita Elvina Damayanti, Anak Medan yang Ikuti Program Caregiver di Jepang

Elvina bercerita, bahwa keputusan untuk menjadi Caregiver adalah pilihan akhir karena ketidakmampuan melanjutkan kuliah.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Elvina siswa SMK Haji Medan, yang ikuti program Caregiver di Jepang. 

Orang-orang Jepang mengenal Caregiver dengan sebutan "Kaigo". Ada beberapa cara untuk mengikuti program ini, yang tergantung pada visanya.

Pertama adalah Visa Tokutei Katsudou (melalui program Pemerintah, dikhususkan minimal pendidikan D3 keperawatan), kedua Visa Kenshu (melalui program magang Jepang untuk anak SMK), ketiga Visa TG (melalui program SSW Joycare Indonesia yang bebas latar pendidikannya, gajinya disetarakan dengan orang Jepang).

"Saya di sini sudah dikontrak. Alhamdulillah posisi saya setara dengan pekerja Jepangnya. Kontraknya bisa sekali dalam setahun, tapi saya berencana pulang 3 tahun lagi. Masih ingin bekerja di sini dan ambil pengalaman keperawatan banyak-banyak," ucap Elvina.

Harus diakui oleh Elvina jika manajemen dan tata kelola Rumah Sakit, khususnya Panti Jompo di Jepang sangatlah rapi. Di Kaede (ケアコンシェルジュ楓) Elvina dan 4 orang teman Indonesianya bekerja selama 9 jam, yang meliputi 8 jam kerja dan 1 jam istirahat.

"Di sini, kamar untuk lansia itu masing-masing, satu orang satu. Ada toiletnya juga di kamarnya. Manajemen panti jomponya rapi dan bagus. Para orang tua yang dititipkan di sini berusia 85 sampai 97 tahun. Sebagian ada yang pikun juga, inilah yang menjadi tantangan kami di sini," katanya.

Jika dirinya mendapatkan shift pagi, Elvina dan teman-teman Caregiver lain membuat makanan untuk pasien, kemudian mereka susun makanannya di meja. Ada banyak pasien yang bisa jalan sendiri, namun ada beberapa pula yang butuh bantuan Caregiver untuk dibawa makanan ke kamarnya.

Banyak hal ditangani Caregiver, bahkan saat mengganti baju pasien dan menemaninya di kamar mandi. Setelah itu para Caregiver mengecek tensi dan suhu badan pasien.

Setelah makan selesai, mereka memberi obat dan memberi waktu untuk menikmati teh atau matcha yang menjadi kebiasaan masyarakat Negeri Sakura itu.

"Tak dapat dipungkiri jika gaji di sini untuk Caregiver lumayan besar dibanding di Indonesia. Kalau untuk makan kami mengelolanya sendiri, tapi untuk uang rumah, listrik, air, gas, asuransi, itu dari manajemen perusahaan yang memotongnya dari gaji kita," tutur alumni SMK Kesehatan Haji Medan ini.

Umumnya, bekerja di luar negeri dengan alasan sembari berpelesir adalah hal yang paling dinanti oleh banyak orang. Ya, tak terkecuali Elvina.

"Sukanya itu jika kerja di luar negeri bisa sembari jalan-jalan dan eksplor tempat-tempat yang bagus yang sebelumnya tak pernah dikunjungi," jelasnya.

Menariknya lagi bagi Elvina adalah dirinya bisa merasakan langsung musim-musim di Jepang. Mulai dari musim salju hingga musim semi yang memekarkan banyak bunga-bunga sakura yang indah per-bulan sekali ganti musim.

"Namun, ya, meskipun di sini enak, gaji besar, fasilitas bagus, tapi tak menutup kemungkinan jika saya rindu dengan keluarga. Rencana saya ke depan saya ingin kembali ke Indonesia, menjadi perawat, dan membawa pulang ilmu yang saya dapat di Jepang," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved