Abraham Lincoln

ABRAHAM LINCOLN, Presiden Anti-perbudakan AS, Tewas Sebagai Martir!

Abraham Lincoln berperan besar sebagai penyelamat Union (Pemerintahan Federal AS) dan emansipator bagi orang-orang yang diperbudak.

Editor: M.Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.COM - Pembunuhan Presiden Haiti pada Rabu (7/7/2021), menambah panjang catatan sejarah tentang sejumlah tokoh yang tewas dibunuh dalam masa jabatannya sebagai pemimpin negara.

Kejadian tragis serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS) yang menimpa Abraham Lincoln, Presiden ke-16 AS yang menjabat sejak November 1860.

Kebangkitannya dari awal yang sederhana hingga mencapai jabatan tertinggi AS adalah kisah yang luar biasa.

Gelar hukum yang diraihnya diperoleh dari proses belajar otodidak, sampai menjadi legislator yang vokal terhadap perbudakan.

Pada April 1865, Abraham Lincoln dibunuh oleh simpatisan Konfederasi John Wilkes Booth.

Insiden itu terjadi saat negaranya membutuhkan dia, untuk menyelesaikan tugas besar menyatukan kembali bangsa pasca Perang Saudara AS.

Pembunuhan itu membuatnya menjadi martir untuk kebebasan, sehingga secara luas dia dianggap sebagai salah satu presiden terbesar dalam sejarah AS.

Dia berperan besar sebagai penyelamat Union (Pemerintahan Federal AS) dan emansipator bagi orang-orang yang diperbudak.

Merangkak dari bawah

Lincoln lahir pada 12 Februari 1809 dari pasangan Nancy dan Thomas Lincoln di sebuah pondok kayu satu kamar di Hardin County, Kentucky.

Keluarganya pindah ke Indiana selatan pada 1816.

Lincoln hanya menjalani tiga periode singkat pendidikan formal, karena dia harus bekerja terus-menerus untuk menghidupi keluarganya.

Pada 1830, keluarganya pindah ke Macon County di Illinois selatan.

Lincoln mendapat pekerjaan di sebuah perahu yang mengangkut barang-barang menyusuri Sungai Mississippi ke New Orleans.

Setelah menetap di kota New Salem, Illinois, di mana ia bekerja sebagai penjaga toko, kepala kantor pos, hingga menjadi pemilik toko.

Di sanalah Lincoln, bekerja dengan publik, memperoleh keterampilan sosial dan mengasah bakat mendongeng, yang membuatnya populer di kalangan penduduk setempat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved