Batubara
Petani Batubara Ngaku Kesulitan Mendapatkan Pupuk Subsidi
Memasuki musim tanam padi, para petani di Kabupaten Batubara mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, LIMAPULUH - Memasuki musim tanam padi, para petani di Kabupaten Batubara mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Akibatnya, petani harus menggunakan pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.
Seperti dialami para petani di Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara. Menurut Ngatijo, pupuk bersubsidi semakin sulit di beberapa bulan terakhir.
"Sulit untuk dapat pupuk subsidi, tidak tahu apa penyebabnya. Di pemasok kami tanya gaada," ungkap Ngatijo, Kamis (25/1/2024).
Katanya, harga pupuk subsidi sangat jauh dari harga pupuk non subsidi. Bahkan, ungkapnya bisa tiga kali lipat.
"Kalau bicara harga jauhlah. Dua sampai tiga kali lipat harganya," kata Ngatijo.
Senada dengan Ngatijo, Togar Sirait mengaku tercekik karena sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.
"Gimana, harganya mahal. Kalau subsidi masih ada dapat keuntungan dari padi, ini harga pupuk non subsidi sangat tinggi, belum resiko gagal panen, kami mau jual juga kebingungan," kata Togar.
Selain pupuk, obat-obatan pertanian juga mengalami kenaikan yang cukup drastis dan kerap tidak mendapat kepastian harga jual gabah.
"Karena harga jual selalu berubah-ubah setiap musim panen," jelasnya.
Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah agar para petani agar bisa mendapatkan pupuk subsidi dengan mudah dan mudah.
"Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan petani. Tidak sedikit petani yang gagal panen dan merugi akibat mahalnya harga pupuk," ujarnya.
(cr2/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Petani-di-Desa-Sukaraja-Kecamatan-Air-Putih-Kabupaten-Batubara.jpg)