Berita Medan
Sosok Irwanto, Pendiri Sanggar Lingkaran, Sekolah Gratis di Desa Wisata Kampung Lama
Baginya, ini adalah bentuk pengabdian dalam memajukan sebuah desa, karena menurutnya hal tersebut bukan hanya tugas perangkat desa saja.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Rasa prihatin terhadap dunia pendidikan, menggugah hati Irwanto mendirikan sanggar Lingkaran di Pantai Labu, Desa Wisata Kampung Lama, Deliserdang, Sumatera Utara.
Baginya, ini adalah bentuk pengabdian dalam memajukan sebuah desa, karena menurutnya hal tersebut bukan hanya tugas perangkat desa saja.
Melalui tangan Irwanto, Sanggar Lingkaran berhasil mewujudkan lingkungan desa yang cakap literasi, berkebudayaan, hingga membantu Desa Kampung Lama meraih 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Sanggar Lingkaran merupakan wadah nonformal anak-anak Pantai Labu belajar dan mengembangkan soft skillnya.
"Pada tahun 2011 saya melihat anak-anak di desa ini (Kampung Lama) kurang beruntung. Banyak kasus narkoba, tren pertunjukan erotis (keyboard bongkar), dan situasi lainnya.
Saya menganggap peristiwa itu bukan sebagai kenakalan anak-anak, tapi itu adalah kenakalan orang dewasa yang membuat anak-anak menjadi korban.
Mereka mendapatkan pendidikan yang tak layak di masa tumbuh kembangnya," kata Irwanto.
Situasi tersebut membuat Irwanto melakukan pengamatan dan bertanya langsung kepada anak-anak sekitar.
Apakah masih ada disana, dengan mimpi-mimpi yang terpendam pada mereka.
Jasa Irwanto mendirikan Sanggar Lingkaran di Desa Kampung Lama, Pantai Labu, kini telah terlihat jelas.
Perlahan-lahan dirinya dan para relawan membangun pendidikan di tengah masyarakat.
Hingga kini Sanggar Lingkaran telah memiliki 150 siswa dan relawan sebanyak 17 orang yang siaga mendidik.
"Sanggar lingkaran ini sebenarnya dulu komunitas. Awalnya didirikan tahun 2007 di Aceh," katanya.
Nama 'Lingkaran' memiliki filosofi tersendiri, Irwanto mengatakan lingkaran merupakan pola tak berujung yang selalu terhubung.
"Lingkaran tidak ada sudutnya, tidak ada sisinya, dan jika kita membentuk lingkaran semuanya pasti berada di depan. Dari lingkaran tidak ada yang terlihat paling depan, paling belakang, tidak ada paling pintar, bahkan tidak ada yang paling kaya, semuanya sama," aku Irwanto.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Aktivitas-di-Sanggar-Lingkaran-yang-didirikan-Irwanto-di-Desa-Wisata-Kampung-Lama.jpg)