Berita Viral

SOSOK Marta Mila Sughesti, Kepsek SMAN 1 Situbondo Didemo Murid, Didesak Mundur Gegara Larang Adzan

para murid tampak kompak menyuarakan keresahan dengan berbagai poster yang menyinggung kebijakan kontroversial di sekolah.

Editor: Satia
Istimewa
Kepsek SMAN 1 Situbondo Marta Mila Sughesti didemo murid 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - VIRAL! Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Situbondo didemo murid sendiri untuk mundur dari jabatannya.

Para Murid protes terkait kebijakan yang dibuat oleh Kepsek SMAN 1 Situbondo Marta Mila Sughesti.

Kebijakan yang dibuat Marta Mila Sughesti dinilai mengecewakan para murid.

Baca juga: LPKA Medan Gelar Pelatihan Memasak untuk Anak Binaan: Jadi Bekal Berbisnis Kuliner

Dalam unggahan yang beredar, para murid tampak kompak menyuarakan keresahan dengan berbagai poster yang menyinggung kebijakan kontroversial di sekolah.

Kebijakan kepsek yang menuai kontroversi di antaranya penebangan pohon hingga larangan mengumandangkan azan di sekolah.

Aksi tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @situbondoinfo pada Jumat (5/1/2024).

Baca juga: BAWASLU Putuskan Gibran Langgar Aturan Soal Bagi Susu, TKN Tegas Siap Hadapi : Kita Tak Rewel

Kronologi

Diketahui, ribuan siswa dari seluruh kelas melakukan aksi demo terhadap kepsek bernama Marta Mila Sughesti pada Kamis (4/1/2024).

Meski sempat dikumpulkan untuk dialog di ruang aula sekolah, tetapi semua siswa tetap menggelar demonstrasi.

Mereka membawa berbagai poster terkait kebijakan yang kontroversial.

Baca juga: BEJAT! Guru Ngaji di Natuna Cabuli Siswi SMP di Kamar Mandi Masjid, Modus Pelaku Beri Rp 20 Ribu

Siswa mempertanyakan kebijakan kepsek, seperti penebangan pohon di lingkungan sekolah, larangan adzan di sekolah, serta memindah guru yang berprestasi dari SMAN 1 Situbondo.

Dalam dialog yang dipimpin langsung kepsek, para siswa dalam orasinya meminta agar Marta mundur sebagai kepala sekolah.

Seorang siswa bernama Rafli, mengungkapkan banyak kebijakan kepala sekolah yang kontroversial.

Protes ini tidak hanya masalah penebangan pohon, tetapi juga banyak kegiatan sekolah dirasakan oleh teman-teman sangat sulit.

Baca juga: Rating Drakor A Good Day To Be A Dog Turun di Dua Episode Akhir, Like Flowers In Sand Meningkat

"Aksi ini bukan sekadar memprotes penebangan pohon, tetapi juga karena banyak kegiatan sekolah yang kami rasakan dipersulit. Untuk kegiatan akademik dan non akademik saja sangat susah," ujar Rafli.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved