Medan Terkini

Jawaban Bobby Heboh Imigran Rohingya Bikin KTP di Medan, Anggota DPR Sindir Kelakuan Oknum Birokrat

Viral pengungsi atau imigran gelap Rohingya memasuki wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).8 orang menggunakan KTP palsu yang dibuat di Medan.

Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Wali Kota Medan Bobby Nasution (kiri) 

TRIBUN-MEDAN.com -  Viral pengungsi atau imigran gelap Rohingya memasuki wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Belakangan terungkap ada 8 orang menggunakan KTP palsu yang dibuat di Medan.

Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan bahawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimiliki oleh delapan imigran tersebut palsu. 

Namun persoalan tidak berhenti sampai di situ.

Bagaimana oknum petugas bisa mengeluarkan KTP palsu tersebut ?

Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyesalkan dan sindir kelakuan oknum birokrat.

Baca juga: Sosok AKBP Bernhard Leonardo Malau, Anak Guru Alumnus SMA 8 Medan Dilantik Jadi Kapolres Labuhanbatu

Menurut Christina Aryani hal ini menunjukkan pengawasan terhadap pengungsi sangat lemah termasuk kinerja birokrasi pemerintahan yang mengeluarkan KTP. 

Baca juga: Sosok AKBP Bernhard Leonardo Malau, Anak Guru Alumnus SMA 8 Medan Dilantik Jadi Kapolres Labuhanbatu


Christina mendesak kasus ini diusut tuntas dan menindak tegas semua oknum yang terlibat memberikan KTP kepada warga negara asing.


"Ini sangat disesalkan, dan juga memalukan. Bukti pengawasan di tempat penampungan sangat lemah. Karena tidak semestinya mereka keluar masuk, sampai ke NTT segala, membawa KTP Medan pula," kata Christina kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/12/2023).


Hal ini menurut Christina harus menjadi perhatian serius pemerintah, tidak cukup imbauan atau penyesalan karena sudah kecolongan tetapi menjadi evaluasi serius karena bisa memiliki ekses lanjutan yang lebih rumit.


"Kalau pengawasan lemah, KTP dipermainkan, lalu itu menjadi modal mereka bekerja di Indonesia, sementara rakyat kita masih banyak yang menganggur. Dari 8 orang yang ketahuan saat ini, sangat mungkin ada yang lain. Ini harus diusut tuntas," ujar legislator Partai Golkar itu.


Dia berharap, pemerintah tegas untuk tidak lagi menerima warga Rohingnya serta melakukan pendataan berapa sebenarnya yang saat ini ada di Indonesia dan bagaimana solusinya. 


"Maka itu patroli laut harus efektif dilakukan, jika ditemukan ada kapal yang mau masuk tinggal diarahkan untuk melanjutkan perjalanan dan bukan masuk ke Indonesia," pungkas Christina.


Diketahui, tim pengawasan orang asing Polres Belu, Nusa Tenggara Timur menangkap delapan pengungsi Rohingya di Desa Takirin, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Para pengungsi ini sebelumnya berangkat dari Bangladesh menuju Malaysia.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved