Penemuan Mayat UNPRI
Kampus UNPRI Diduga Berupaya Hilangkan Bak Biru Disinyalir Berisi Mayat Sebelum Polisi Datang
Kampus UNPRI diduga sengaja ingin menghilangkan barang bukti bak biru yang disinyalir berisi dua mayat
Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi cengengesan saat ditanya kabar mengenai dua mayat yang raib dari kampus UNPRI setelah kasusnya viral.
Terlebih, pihak UNPRI sempat tidak kooperatif saat polisi meminta izin untuk melakukan pemeriksaan.
Ditanya mengenai dua mayat yang kabarnya hilang, Kapolda Sumut kemudian tertawa.
"Hehehe. Penyelidikan. Tentu kita menggaris bawahi dulu kembali bahwa cadaver ini untuk keperluan pembelajaran di fakultas kedokteran," kata Irjen Agung Setya Imam Effendi, sambil tertawa kecil, Kamis (14/12/2023).
Ia mengatakan, pihaknya akan terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa standar perlakuan mayat yang dilakukan oleh UNPRI.
"Penyelidikan sedang berjalan. Nanti akan disampaikan finalnya seperti apa. Proses sedang berjalan," kata Agung.
Ia mengatakan, dirinya berpesan kepada UNPRI agar memperlakukan jenazah dengan baik.
"Kami harap yang tadi saya sampaikan bahwa kita merawat jenazah dengan sebaik-baikknya," kata jenderal bintang dua ini.
Sempat Klaim Mayat Sebagai Boneka
Enam orang mahasiswa UNPRI sempat membuat sebuah video, yang menyatakan bahwa benda diduga mayat di dalam boks biru lantai sembilan adalah boneka.
Video itu dibuat setelah polisi 'menggeber' penyelidikan kasus mayat tanpa status tersebut.
Karena video itu pula, polisi sekarang mencari keenam mahasiswa tersebut untuk diklarifikasi.
"Itu salah satu yang perlu kami dalami. Mereka bilangnya itu boneka. Tapi kenyataannya jenazah, makanya itu kami dalami dan minta klarifikasi sama yang bersangkutan yang bikin video itu," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, Kamis (14/12/2023).
Fathir menegaskan, bahwa pihaknya masih mencari tahu identitas keenam mahasiswa yang sudah membuat video dimaksud.
Sebab, akibat video yang beredar, suasana makin menjadi gaduh.
"Ini sedang cari tahu siapa yang bikin video. Justru video itu yang bikin pertanyaan-pertanyaan di masyarakat. Jadi kami mau minta klarifikasi dari mereka," ucapnya.