Sumut Terkini
Cerita Riskan, Peserta 1000 Tenda Silalahi Asal Gayo Aceh Tertarik Dengan Ritual Hahomion
Dengan menempuh perjalanan selama 12 jam, Riskan bersama rekannya dan tiba pada hari Kamis kemarin pukul 11 siang.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, SILAHISABUNGAN - Kegiatan festival Tao Silalahi Art Festival 1000 tenda berlangsung selama 3 hari di Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Jumat (1/12/2023).
Festival yang sudah berlangsung selama 8 tahun membuat Riskan bersama teman - temannya yang berasal dari Gayo, Aceh tertarik untuk mengikuti serta mempelajari pagelaran festival 1000 tenda tersebut.
Riskan bersama 6 rekannya dari Festival Panen Kopi tertarik untuk mengikuti festival tersebut sejak tahun 2019,dimana kala itu festival 1000 tenda di ikuti hampir 9000 peserta.
"Aku melihat festival Tao Silalahi itu lebih cocok, karena potensinya itu tepat berada di pinggir Danau, terbukti saya tahu sendiri pada tahun 2019, itu sampai 9000 pengunjung. Atas dasar itu, kami teman - teman dari Gayo Aceh pengen ikut, pengen belajar, pengen melihat langsung bagaimana suksesnya acara ini, " ujar Riskan kepada Tribun Medan.
Riskan bersama rekan - rekannya pun sempat penasaran dengan proses dari ritual Hahomion. Dirinya melihat ritualnya hampir sama dengan kampung asalnya, namun hanya berbeda di proses.
Dengan menempuh perjalanan selama 12 jam, Riskan bersama rekannya dan tiba pada hari Kamis kemarin pukul 11 siang.
"Awalnya saya sangat penasaran tapi itu perlu saya pikir. Karena budaya tanpa kearifan lokal juga tidak bisa jalan, " tuturnya.
Dirinya yang tiba sejak kemarin, juga sempat mengikuti pawai ritual Hahomion, kemudian melihat ritual yang meminta izin kepada Leluhur, dan ditutup dengan makan bersama.
"Hampir sama dengan di Gayo Aceh. Kalau disana, namanya itu Kenduri. Tapi kita lebih keagamanya, " katanya.
Dirinya berharap kegiatan Festival Art Tao Silalahi dapat terus berjalan, dan berpindah tempat ke desa lainnya agar lebih dikenal oleh wisatawan luar.
"Saya pikir sudah waktunya untuk mengembangkan sayap ke desa - desa lain, dan berbuat untuk kemajuan desa di sepanjang di desa saat ini, " tutup Riskan.
(Cr7/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Riskan-peserta-1000-tenda-di-Tao-Silalahi-yang-datang-dari-Gayo-Aceh.jpg)