Tribun Wiki

Tradisi Berburu Kepala di Nias pada Masa Lampau yang Dijadikan Tumbal Hingga Mas Kawin

Pada masa lampau, masyarakat di Nias punya tradisi berburu kepala untuk keperluan ritual hingga dijadikan mas kawin

Editor: Array A Argus
INTERNET
Ilustrasi berburu kepala pada suku Nias 

Sementara ketika akan membangun megalit, maka satu tengkorak harus ditanam di bagian bawah.

Status Sosial

Tradisi berburu kepala pada suku Nias di masa lampau juga erat kaitannya dengan masalah status sosial.

Semakin sering dan banyaknya seseorang memenggal kepala manusia, maka hal itu akan bedampak pada status sosialnya.

Orang tersebut akan ditakuti dan disegani oleh masyarakat suku desa lain di Nias.

Dalam booklet laman Repositori Kemendikbud disebutkan, bahwa mereka yang melakukan perburuan kepala ini disebut emali.

Musim perburuan kepala disebut sebagai Inoto Emali.

Baca juga: Tradisi Marsidudu pada Suku Mandailing Bagi Ibu yang Baru Melahirkan

Musim perburuan kepala ini ditandai dengan kemunculan kupu-kupu kuning, yang diyakini terjadi antara bulan Maret hingga April.

Ketika musim perburuan kepala tiba, maka para emali akan mendatangi desa tetangganya untuk melakukan perburuan.

Biasanya, para emali masuk secara diam-diam ke desa tetangga untuk melakukan pemotongan kepala.

Saat musim Inoto Emali tiba, tiap desa akan menyiagakan pasukan penjaga kampung yang disebut Fatuwuso.

Fatuwuso akan berkeliling melihat apakah ada orang luar yang diam-diam masuk ke kampung atau desa mereka.

Baca juga: Tradisi Markobar pada Suku Mandailing yang Masih Terjaga Hingga saat Ini

Namun, ada juga tradisi berburu kepala ini dengan cara pemberitahuan.

Pemberitahuan perang akan disampaikan oleh si'ila kepada si'iila di desa lain.

Dalam pemberitahuan itu, desa penantang memberikan mata pisau kecil (ekhe) dibungkus kain, yang merupakan simbol tantangan ke desa tetangganya.

Setelah pesan diterima, maka desa terkait akan bersiap melakukan perang.

Baca juga: Tradisi Ngelegi Bayang-bayang pada Suku Karo yang Mulai Pudar

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved