Berita Viral

Mengingat Isi Deklarasi Balfour November 1917 Sebagai Pembentuk Negara Israel di Tanah Palestina

Pada awal November 1917 tepat 106 tahun yang lalu, Deklarasi Balfour menjadi cikal bakal berdirinya negara Israel. 

HO
Chaim Weizmann, Arthur Balfour dan Nahum Sokolow memeberi dukungan ke zionis 

Pemerintah Inggris berharap bahwa Deklarasi Balfour akan mengubah persepsi orang-orang Yahudi, terutama yang tinggal di Amerika Serikat, untuk mendukung kekuatan Sekutu selama Perang Dunia Pertama.

Para pemimpin Inggris, menurut beberapa sejarawan, menganggap bahwa komunitas Yahudi memiliki kekuatan ekonomi dan pengaruh yang besar dalam industri keuangan internasional. Inggris yakin mereka bisa menjadi penyokong penting dalam upaya memenangkan perang.

Ada pula pakar lain yang berpendapat bahwa Inggris saat itu sedang mencari pijakan yang kuat di Timur Tengah, terutama ketika perang berakhir.

Terlepas dari motivasi spesifik yang melatarbelakangi penulisan surat tersebut, pengaruhnya sangat mendasar dalam perkembangan peristiwa yang mengarah pada pembentukan Negara Israel pada tahun 1948 dan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari wilayah tersebut.

Bagi bangsa Israel, Deklarasi Balfour merupakan dokumen yang mewujudkan impian sebuah bangsa di "Tanah Israel kuno".

Namun bagi Bangsa Palestina, surat itu merupakan awal dari penderitaan yang masih berlanjut hingga saat ini.

Palestina bahkan mengkritik bahwa mereka tidak disebutkan dalam dokumen tersebut. Surat itu menyebutkan mereka sebagai “komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina.”

Setelah kekalahan Kesultanan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I, Deklarasi Balfour didukung oleh Sekutu dan dimasukkan dalam Mandat Inggris atas Palestina, yang disetujui oleh Liga Bangsa-Bangsa (organisasi sebelum PBB) pada Juli 1922.

Melalui persetujuan itu, Inggris secara resmi bertanggung jawab atas administrasi wilayah tersebut.

Pada tahun 1930-an, penduduk Arab yang tinggal di Palestina mulai menunjukkan ketidaksetujuan terhadap peningkatan populasi Yahudi yang pesat.

Mereka juga menentang kekerasan antara kedua komunitas itu yang semakin meningkat.

Untuk mencoba meredakan protes, Inggris memutuskan untuk memberikan kuota pada migrasi Yahudi.

Namun setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, tekanan untuk mendirikan negara Yahudi semakin meningkat seiring dengan terungkapnya kengerian yang terjadi selama Holocaust.

Pada 14 Mei 1948 tengah malam, Mandat Inggris untuk Palestina berakhir dan Inggris secara resmi meninggalkan wilayah tersebut.

Pada hari yang sama Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved