Harimau Sumatra Terjerat Ranjau Babi Hutan, BKSDA Lakukan Langkah Evakuasi

proses evakuasi dilakukan Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sub BKSDA Pematang Siantar

Penulis: Alija Magribi | Editor: Eti Wahyuni
IST
Personel Polsek Dolok Panribuan mendampingi BKSDA mengevakuasi satu ekor Harimau Sumatera yang terperangkap di jeratan babi hutan milik warga, di perladangan Bah Kisat Dusun Marihat Tonga Nagori Marihat Raja Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Senin (23/10/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR -  Seekor harimau dewasa tak berdaya setelah terjerat ranjau babi milik masyarakat sekitaran Dusun Marihat Tongah, Nagori Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Minggu (12/10/2023) siang. Harimau tersebut pun diangkut warga untuk dievakuasi dari perladangan.

Camat Dolok Panribuan, Nopen G Sijabat menyampaikan, proses evakuasi dilakukan Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sub BKSDA Pematang Siantar.

"Warga setempat bernama Diman Sidabalok mengecek jeratan babi miliknya di ladang sawit, ia kemudian mendengarkan auman suara harimau dan karena merasa takut kemudian memanggil  Bhabinkamtibmas setempat," kata Camat, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Lagi Enak-enaknya Berenang, Para Pengunjung Dibuat Syok dan Terpeleset Imbas Munculnya Harimau Lepas

Setelah dicek bersama-sama, keberadaan harimau yang terjerat ranjau babi ini dilaporkan kepada unsur Kecamatan Dolok Panribuan dan selanjutnya disampaikan kepada pihak BKSDA Sub Pematang Siantar untuk diambil langkah evakuasi.

BKSDA kemudian bersama empat personel didampingi kepala lingkungan dan warga secara berhati-hati mendekat hingga berhasil mengevakuasi harimau.

Ada pun berdasarkan Team dari BKSDA yang diketuai Alfianto Siregar dan Team Dokter Hewan dr (H) Anhar dari Aliansi Pemerhati Satwa serta team Konservasi Harimau Barumun juga turun ke lokasi untuk memastikan kondisi harimau tetap terjaga.

"Harimau tersebut berhasil ditembak bius pada pukul 16.15 WIB, Senin (23/10/2023) atau sehari setelah harimau terjerat. Harimau tersebut berhasil dievakuasi dan dilakukan perawatan oleh tim dokter, kemudian harimau tersebut akan dibawa ke Balai Konservasi Harimau Barumun Tapanuli Selatan," kata Camat.

Berdasarkan ciri-ciri fisik harimau malang ini berjenis Harimau Sumatera dengan corak warna cokelat belang, berjenis kelamin jantan. Diperkirakan harimau berumur sekitar 4-5 tahun dengan berat kurang lebih 80 kg.

Sebelum meninggalkan perkampungan tim mengimbau kepada warga agar tidak melakukan penjeratan terhadap babi hutan yang bisa berdampak kepada satwa liar guna dapat mempertahankan kelangsungan hidup binatang langka seperti harimau.

Terjeratnya harimau di Nagori Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Minggu (12/10) siang, membuat pilu masa depan satwa liar dilindungi yang ada di kawasan hutan Danau Toba. Aksi harimau terdorong ke kawasan permukiman patut dipengaruhi kebutuhan makanannya.

"Kebetulan memang di wilayah kita masih ada babi hutan, sehingga wajar menjadi dorongan bagi harimau masuk ke sini untuk mencari makan. Artinya ada rantai makanannya di sini," kata Camat Nopen G Sijabat.

Namun demikian, kata Nopen, munculnya harimau ini merupakan kali pertama terjadi setelah sebelumnya dilihat oleh warga pada tahun 2020 lalu.

"Selama ini nggak ada teror harimau. Inilah terjadi lagi. Kalau kita flashback, terakhir terlihat warga pada tahun 2020 lalu," katanya.

Buaya Muara Terekam sedang Berjemur

Buaya muara terekam kamera warga tengah berjemur di tepi Sungai Aek Sakur, Desa Rahuning I, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved