Viral Medsos

Kesepakatan Mahfud MD-Megawati sebelum Terima Tawaran Jadi Cawapres: PDIP Dukung UU Perampasan Aset

Mahfud MD mengungkap kesepakatan politik dirinya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait penunjukkanya sebagai bacawapres Ganjar

|
Editor: AbdiTumanggor
WAG
Menko Polhukam Mahfud MD dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar Nomor 29 RT 1/RW 1, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2023) malam. (WAG) 

Kesepakatan Mahfud MD-Megawati sebelum Terima Tawaran Jadi Cawapres 2024: Dukung UU Perampasan Aset

TRIBUN-MEDAN.COM - Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap kesepakatan politik dirinya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait penunjukkanya sebagai bacawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Mahfud MD mengatakan kesepakatan tersebut terkait dengan pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.

"Ya kesepakatannya itu, melaksanakan konstitusi dengan sungguh-sungguh, memberantas korupsi, dan menegakkan hukum untuk saat sekarang ini, untuk menuju Indonesia emas melalui jembatan emas . Intinya hanya itu," kata Mahfud, Rabu (18/10/2023).

"Kesepakatan politik lain nggak ada, kesepakatan politik yang lain ya konstitusi itu, itulah kesepakatan politik yang berlaku paling tinggi," sambung dia.

Mahfud MD juga mengungkap isi pertemuannya dengan Megawati kemarin malam, Selasa (17/10/2023). Mahfud mengatakan dalam pertemuan tersebut Megawati menyampaikan pemberitahuan resmi terkait penunjukkannya sebagai bacawapres pendamping Ganjar.

"Kemarin itu ketemu bu Mega ya pemberitahuan resmi bahwa saya sudah disetujui oleh semua partai untuk menjadi (bakal) calon wapres. Nah kemudian sesudah itu diskusi hampir dua jam dengan Bu Mega tentang masalah negara, terutama masalah hukum dan korupsi. Karena untuk saya itu tugasnya yang pokok pembenahan hukum dan korupsi," kata Mahfud.

"Dan saudara, selama ini selama saudara tau sampai tadi pukul 21.00 kan saya tidak pernah mengatakan mau nyawapres atau capres kan. Setiap saudara tanya saya bilang ndak. Ya memang saya ndak mau mendahului keputusan. Meskipun memang lobi-lobi itu sudah sering dilakukan antar staff, bukan saya sendiri. Antar staff itu ketemu-ketemu gitu," sambung dia.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sebelumnya mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. "Cawapres yang dipilih oleh PDIP, yang akan mendampingi Bapak Ganjar adalah Bapak Prof. Dr. Mahfud MD," kata Megawati dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Megawati mengatakan keputusan tersebut diambil semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara. Menurutnya, Menkopolhukam itu baginya merupakan bukanlah sosok yang asing. "Beliau sosok yang saya sendiri tidak asing," ujarnya.

Konferensi pers ini dihadiri langsung oleh Mahfud MD. Dia tampak mengenakan batik hijau dan berpeci hitam. Hadir juga, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Selain ketua umum, Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai politik (parpol) pendukung juga hadir dalam konferensi pers ini. Mereka di antaranya, Sekjen PDIP Hasto, Sekjen PPP Arwani Thomafi, Sekjen Hanura Kodrat Shah, dan Sekjen Perindo Ahmad Rofiq.

Hadir pula Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid bersama Wakil Ketua TPN, Andika Perkasa, Benny Rhamdani, dan beberapa lainnya.

Menko Polhukam Mahfud MD dan Ganjar Pranowo. (ig@ganjar_pranowo)
Menko Polhukam Mahfud MD dan Ganjar Pranowo. (ig@ganjar_pranowo) (ig@ganjar_pranowo)

Mahfud MD tidak ada mengeluarkan dana

Mahfud MD menyatakan tidak mengeluarkan sepeser pun uang untuk disetujui oleh partai-partai koalisi PDIP sebagai bacawapres. Mahfud juga meyakinkan 1.000 persen ia tidak mengeluarkan sepeser pun uang untuk itu. "Saudara percaya yakin 100 persen,  bahkan 1000 persen saya masuk ke situ menjadi (bakal) cawapres disetujui oleh partai Koalisi, tidak mengeluarkan uang sepeser pun," kata Mahfud, Rabu (18/10/2023). 

"Kan dulu ramai isunya 'wah kalau ndak punya uang nggak bisa jadi (bakal) cawapres, nggak bisa jadi capres. Harus nyetor ke pimpinan partai'. Ini sepeser pun sungguh tidak," sambung dia.

Mahfud mengatakan selama ini ia juga kan tidak pernah mengejar-ngejar survei atau membuat baliho terkait hal tersebut. Ia meyakini PDIP dan partai-partai koalisinya memang memilihnya berdasarkan kualitas bukan yang lain. "Jadi partai ini memang memilih kualitas, tidak menentukan berdasar isi tas," kata dia.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved