Berita Sumut

Proyek Drainase di Batubara Terhenti Akibat Ulah Satu Warga, Tolak Teras Rumahnya Dibongkar

Proyek drainase di Kabupaten Batubara pengerjaannya terhenti sementara, akibat ulah seorang warga tolak teras rumahnya dibongkar.

|
HO
Beredar di grup WhatsApp watawan Batubara, pembangunan drainase di Kabupaten Batubara terhambat karena satu pemilik rumah enggan membongkar teras yang terdampak pembangunan.  

TRIBUN-MEDAN.com, BATUBARA - Proyek drainase di Kabupaten Batubara pengerjaannya terhenti sementara, akibat sebuah rumah milik warga yang menolak teras rumahnya dibongkar.

Padahal proyek drainase itu dikerjakan untuk menanggulangi banjir yang terjadi di Dusun VII, Desa Petatal, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batubara. 

Baca juga: Diduga Ada Kelalaian Sebabkan Satu Pekerja Tewas, Polisi Panggil Mandor Proyek Drainase di Medan

Kepala Dusun VII, Legimin menceritakan, mediasi antara pemerintah desa dengan pemilik rumah berinisial AS sudah dilakukan. Namun, hingga saat ini tidak menemukan titik temu.

"Sudah kami jelaskan bahwa pembangunan ini dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat. Namun, dia tidak mau membongkar itu teras dan kanopi rumahnya," kata Legimin, Senin (16/10/2023). 

Lanjut Legimin, saat dilakukan musyawarah dengan warga, pemilik rumah enggan hadir tanpa alasan yang jelas.

"Dia bilang ke saya, alasannya gak mau bongkar itu bangunan sudah habis uang berjuta-juta untuk dibangun itu," bebernya.

Kata Legimin, masyarakat sudah resah dengan pemilik rumah.

Sebab, pembangunan drainase yang seharusnya dilakukan untuk kepentingan orang banyak itu harus terhenti gara-gara ulah satu warga mereka.

"Mau gimana lagi, masyarakat juga sudah marah," jelasnya. 

Sementara, Tokoh Pemuda Petatal, Taufik Abdoel mengaku, apa bila pengerjaan itu tidak segera dilanjutkan, maka akan banyak masyarakat yang merugi.

Bahkan bisa berimbas kepada kesehatan masyarakat. 

Baca juga: Warga Keluhkan Air PAM Mati Gara-gara Pemasangan Drainase

"Dibangun ini agar memiliki drainase yang layak. Selain itu, tanah galian ini juga dapat membahayakan pengguna jalan. Tanah liat ini licin, ditambah musim hujan sangat membahayakan," katanya. 

Ia berharap, pemilik rumah dapat berbesar hati untuk membongkar sendiri bangunannya tersebut. 

"Kalau memang tidak, kami memohon sikap tegas dari pemerintah untuk melanjutkan ini. Karena kami juga sudah resah," keluh Taufik. 

(cr2/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved