Perang Hamas vs Israel

Pejuang Hizbullah Lebanon Serang Israel dari Utara, Hamas Palestina dari Selatan, Kini Perang Sengit

Pejuang Hizbullah Lebanon merespon seruan Hamas Palestina untuk berperang habis-habisan dengan Israel.

Editor: AbdiTumanggor
Tsafrir Abayov/AP via Aljazeera
Petugas polisi mengevakuasi seorang wanita dan anak-anak dari lokasi yang terkena roket di Ashkelon. Kota-kota menjadi kosong ketika militer menutup jalan-jalan di dekat Gaza. Layanan penyelamatan Israel dan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengimbau masyarakat untuk mendonorkan darahnya. (Tsafrir Abayov/AP via Aljazeera) 

Kepala Hamas Ismail Haniya mengatakan serangan 'heroik' mereka merupakan respon atas kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina, serta penyerbuan ke Masjid Al Aqsa.

Di sisi lain, pihak Israel mengatakan bahwa mereka memulai "Operasi Pedang Besi" sebuah operasi berskala besar untuk mempertahankan warga sipil Israel dari serangan Hamas.

Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon sebelumnya mengatakan kepada Aljazeera, mereka mengikuti situasi di Gaza dan “berhubungan langsung dengan kepemimpinan perlawanan Palestina”.

Dikatakan Hizbullah, bahwa eskalasi ini merupakan “respon tegas terhadap berlanjutnya pendudukan Israel dan merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel”.

Kini, pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan mortir dari Lebanon ke Israel utara.

Serangan Hizbullah itu pun dibalas Israel dengan serangan artileri. Eskalasi meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengubah daerah Gaza Palestina menjadi “pulau terpencil” setelah serangan mendadak Hamas pada hari Sabtu (7/10/2023) pagi.

Sementara, Hamas mengatakan pihaknya juga telah menangkap banyak warga serta tentara Israel, dan para sandera tersebar di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Operasi Hamas terjadi setelah serangan pemukim Israel yang terus semakin meluas, meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, dan tingginya jumlah warga Palestina yang terbunuh.

Israel bagian selatan digempur pejuang Palestina. (AP via Sky News)
Israel bagian selatan digempur pejuang Palestina. (AP via Sky News) (AP via Sky News)

‘Orang Israel merasa terhina dan dipermalukan’

Gideon Levy, seorang jurnalis di harian Israel Haaretz, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel merasa terhina dan dipermalukan dengan serangan Hamas.

Pihak militer Israel belum memahami bagaimana serangan mendadak ini bisa masuk ke Israel, bahkan sampai ke Tel Aviv.

“Pertama, warga Israel dengan tradisi (keangkuhannya) merasa memiliki tentara terkuat dan teknologi militer terkuat. Kedua, pemerintah Israel memperluas pasukan di Tepi Barat, tapi membiarkan front selatan terbengkalai. Jadi kombinasi arogansi dan perubahan prioritas membawa kita pada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Gideon Levy.

“Perlu waktu bertahun-tahun bagi Israel untuk mencerna keterkejutan dan trauma ini. Namun hal ini harus membawa perubahan, dimana Israel menyadari bagaimana mereka memandang warga Palestina di wilayah pendudukan dan Gaza selama ini. Kita harus menyadari bahwa mereka (Palestina) juga manusia dan mereka juga dapat menunjukkan kemampuan militer,” tambah Levy.

Hizbullah Bergabung, Akan Memperburuk Israel

Gideon Levy juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah benar-benar bergabung dalam eskalasi yang sedang berlangsung, maka Israel pasti akan menghadapi krisis.

“Kita akan menghadapi kenyataan yang sangat berbeda di mana Israel harus menghadapi dua front, dan mungkin tiga front, jika Tepi Barat yang diduduki ikut terlibat. Itu adalah permainan baru dan Israel akan melalui sesuatu yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya,” katanya.

Zeina Khodr jurnalis Al Jazeera melaporkan dari Beirut, Lebanon, mengatakan serangan Hizbullah di Israel utara dapat memperburuk eskalasi antara Israel dan Hamas.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved