Berita Nasional

KCJB Disebut Jebakan China, Segini Beban Bunga yang Harus Ditanggung Indonesia

Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) disebut jebakan China, segini beban bunga yang harus ditanggung Indonesia.

HO / Tribun Medan
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) disebut jebakan China, segini beban bunga yang harus ditanggung Indonesia.

Seperti diketahui, pemerintah baru-baru ini terbuka untuk menjamin pembayaran cicilan utang ke China di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Untuk diketahui, sebagian besar investasi KCJB didanai utang dari China Development Bank (CDB), sisanya berasal dari APBN dan modal konsorsium perusahaan patungan BUMN Indonesia dan China.

Sebagai informasi saja, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar Rp 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18,02 triliun.

KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG - Tarif Ongkos dan Jadwal Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dibocorkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Ia mengungkapkan bahwa tarif perjalanan Kereta Cepat Jakarta Bandung berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu per penumpang tanpa subsidi. Hal itu ungkap Budi Karya saat mendampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Stasiun Tegalluar, Kamis (22/6/2023). (kolase tribun-medan.com)
KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG - Tarif Ongkos dan Jadwal Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dibocorkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Ia mengungkapkan bahwa tarif perjalanan Kereta Cepat Jakarta Bandung berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu per penumpang tanpa subsidi. Hal itu ungkap Budi Karya saat mendampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Stasiun Tegalluar, Kamis (22/6/2023). (kolase tribun-medan.com) (KOLASE TRIBUN MEDAN)

Angka tersebut merupakan hasil audit bersama yang kemudian disepakati kedua negara.

Dengan demikian, biaya total proyek yang berlangsung sejak 2016 itu kini mencapai 7,27 miliar dollar AS atau setara Rp 108,14 triliun.

Disampaikan Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan apabila dilihat dari beberapa indikasi, maka proyek KCJB sudah masuk dalam kategori jebakan utang (debt trap) China.

Baca juga: Luhut Ngaku Gagal Negosiasi Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung,China Bersikeras Segini

"Sudah masuk kategori jebakan utang. Pertama, indikasi proyek yang berbiaya mahal ditanggung APBN," katanya dikutip Tribun-Medan.com dari Kompas.com, Minggu (24/9/2023).

Sedari awal, China dalam proposalnya juga memberikan garansi kalau kereta peluru yang ditawarkannya tidak akan membebani ABPN Indonesia.

Belakangan, komitmen itu kemudian tidak ditepati China maupun pemerintah Indonesia sendiri.

Tawaran China yang memberikan iming-iming pembangunan kereta cepat tanpa APBN itu pula yang juga jadi alasan Indonesia mendepak Jepang.

Menilik Kereta Api Cepat Pertama di Indonesia, Dapat Menempuh Jakarta-Bandung dalam Durasi 46 Menit. Prototype Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini nantinya mampu menempuh Jakarta-Bandung hanya 46 menit
Menilik Kereta Api Cepat Pertama di Indonesia, Dapat Menempuh Jakarta-Bandung dalam Durasi 46 Menit.  ((Kompas.com / Hilda B Alexander))

Ini karena Negeri Sakura sejak awal sudah memprediksi sulit merealisasikan KCJB tanpa jaminan dari negara.

Bhima juga menyoroti keputusan pemerintah Indonesia yang dengan mudahnya menyanggupi tuntutan China yang meminta pembayaran utang dan bunga mendapatkan jaminan negara.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku gagal dalam negosiasi terkait besaran bunga pinjaman di proyek KCJB.

Dalam lawatannya ke China, pemerintah Beijing bersikeras menetapkan bunga utang sebesar 3,4 persen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved