Breaking News

Viral Medsos

Akhirnya Presiden Jokowi dan Prabowo Tanggapi PDIP yang Sebut Food Estate Kejahatan Lingkungan

Setelah dikritik PDI Perjuangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memberi penjelasan panjang lebar mengenai program food estate.

Editor: AbdiTumanggor
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan 'Food Estate' atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020) lalu. Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Setelah dikritik PDI Perjuangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memberi penjelasan panjang lebar mengenai program food estate.

Sebelumnya, program food estate tersebut dikritik PDIP yang disebutnya sebagai kejahatan lingkungan.

"PDI-Perjuangan: Proyek Food Estate Bagian dari Kejahatan Lingkungan"

Presiden Jokowi mengatakan, food estate dibangun dalam rangka untuk mengantisipasi krisis pangan.

Maka dari itu, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati terkait krisis pangan.

"Jadi kita itu membangun food estate, lumbung pangan itu dalam rangka mengantisipasi krisis pangan nasional,"ujarnya.

"Hati-hati. Semua kawasan, semua negara sekarang ini menghadapi yang namanya krisis pangan," tegas Presiden Jokowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Presiden Jokowi memaparkan, gandum, gula, hingga beras menjadi masalah di semua negara.

Kepala Negara mengatakan harga bahan-bahan pangan tersebut sedang naik drastis saat ini.

"Gula, beras, setelah India stop, enggak ekspor lagi, semua yang makan beras semua sekarang ini sudah masalah. Harga naik," tuturnya.

Menurut Jokowi, di tengah kondisi krisis pangan ini, food estate diperlukan untuk cadangan, baik cadangan strategis, maupun untuk diekspor ketika melimpah apabila negara lain membutuhkan.

Jokowi pun mengingatkan membangun food estate itu tidak semudah yang orang-orang bayangkan.

"Tanaman pertama biasanya gagal. Tanam kedua masih paling-paling bisa berhasil 25 persen. Ketiga baru biasanya keenam, ketujuh itu biasanya baru pada kondisi normal. Jadi tidak semudah yang kita bayangkan," ucap Jokowi.

"Di lapangan itu tidak seperti semudah yang kita bayangkan. Jadi semuanya akan diperbaiki. Dan semuanya harus dievaluasi, dikoreksi, harus diulang. Kalau kita enggak berani, baru gagal pertama sudah mundur, sampai kapanpun lupakan," imbuh dia.

Tanggapan Singkat Menhan RI Prabowo Subianto

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved