HUT RI Ke 78

Gusmiyadi, LVRI Kota Medan Mengenang Peperangan Dwikora Antara Malaysia-Indonesia Tahun  1964  

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Medan Gusmiyadi, mengenang perjuangannya pada saat peperangan Dwikora antara negara.

Penulis: Anisa Rahmadani |

"Nilai juang 45 itu ada 4 point. Point pertama percaya pada kekuatan diri sendiri. Karena Indonesia ini merdeka tidak dibantu dengan negara luar tapi berjuang sendiri," jelasnya.

Poin kedua, dikatakan Gusmiyadi, adalah rela berkorban.

"Berkorban itu rela jiwa dan raganya untuk memperjuangkan kemerdekaan ini," ucapnya

Poin ketiga, Gusmiyadi meminta anak-anak Indonesia memiliki sikap pantang menyerah.

"Pantanh menyerah itu dalam arti pejuang dulu sudah berdarah-darah lari dengan bambu runcing untuk maju terus maju terus," ucapnya dengan nada yang cukup semangat sambil memperagakannya.

Poin terakhir, dikatakan Gusmiyadi ialah lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan diri sendiri.

"Pemimpin zaman dulu seperti itu. Lebih mementingkan kepentingan umum daripada dirinya sendiri dan itu yang harus diingat," jelasnya.

Gusmiyadi juga menjabarkan ada beberapa veteran di Indonesia.

"Veteran itu beragam. Kalau saya veteran pembela. Bukan veteran pejuang kemerdekaan. Kalau veteran pejuang kemerdekaan itu yang tahun 1945. Saya veteran pembela dari tahun 1965. Kemudian ada veteran seroja dimana itu peperangan Timor-Timor. Dilanjut dengan veteran trikora peperangan Irian Barat. Kalau saya Veteran Dwikora peperangan Indonesia-Malaysia. Terakhir ada Veteran yang tugasnya mendamaikan dunia dinamakan dengan PBB," ucapnya.

Dikatakan Gusmiyadi, dirinya juga merasakan kemajuan-kemajuan setelah Indonesia merdeka.

"Banyak kemajuan-kemajuan setelah merdeka hingga saat ini. Namun yang paling ia syukuri adalah Pemko Medan masih menjalin hubungan sangat akrab dengan kami," terangnya.

Misalnya, dikatakan Gusmiyadi, baru-baru ini Wali Kota Bobby Nasution merenovasi kantor LVRI di Jalan Gatot Subroto.

"Kita juga diberikan hibah setiap tahun diberikan pakaian veteran dan melaksanakan renovasi kantor LVRI. Artinya kami masih dihargai dan diingat. Untuk itu kami ucapkan terimakasih," pungkasnya.

Untuk diketahui dilansir dari Kompas.com Operasi Dwikora atau Dwi Komando Rakyat adalah komando Presiden Soekarno yang dilakukan sebagai respons atas rencana pembentukan Federasi Malaysia.

Pada 1960-an, Federasi Malaya ingin menggabungkan wilayah Singapura, Brunei, Serawak, Malaya dan Sabah ke dalam wilayahnya, yang didukung oleh Inggris.

Karena hal itu bertentangan dengan Persetujuan Manila, Presiden Soekarno mengeluarkan Operasi Dwikora dengan tujuan menggagalkan rencana berdirinya Federasi Malaysia.

(cr5/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved