HUT RI Ke 78

Gusmiyadi, LVRI Kota Medan Mengenang Peperangan Dwikora Antara Malaysia-Indonesia Tahun  1964  

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Medan Gusmiyadi, mengenang perjuangannya pada saat peperangan Dwikora antara negara.

Penulis: Anisa Rahmadani |

TRIBUN-MEDAN.COM ,MEDAN - Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Medan Gusmiyadi, mengenang perjuangannya pada saat peperangan Dwikora antara negara Malaysia-Indonesia pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78, Kamis, (17/8/2023).

Diceritakan Gusmiyadi, dulunya, ia bersama lima rekannya yang hadir pada pengibaran bendera merah putih di Lapangan Benteng ini merupakan Veteran Pembela Indonesia pada tahun 1964.

Gusmiyadi menerangkan, pada saat itu terjadinya peperangan antara Malaysia-Indonesia yang disebut dengan Peperangan operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora)

"Mengenang hari Indonesia Merdeka, saya teringat bagaimana perjuangan kami melawan Peperangan operasi Dwikora," ucapnya kepada Tribun Medan usai melaksanakan Upacara HUT RI ke-78.

Dikatakan veteran yang berusia 78 tahun ini, saat peperangan Dwikora itu terjadi, Kota Medan merupakan garis terdepan penjagaan keamanan.

"Kota Medan ini garis depan dulunya. Sebab Malaysia-Medan itu jaraknya cukup dekat. Saat itu saya dari pertahanan udara. Kalau sekarang dikenal dengan Angkatan Darat. dan saya ditugaskan untuk mengamankan polonia," jelasnya.

Dijelaskannya, dirinya masih ingat betul suara meriyam yang dipegang olehnya untuk menghancurkan musuh-musuh tersebut

"Saya saat itu tugasnya memegang meriyam. Jadi kalau ada musuh mendekat. Kami yang berjaga di Polonia saat itu langsung menembaknya dengan meriyam," terangnya.

Saat itu, diterangkan Gusmiyadi nama satuan mereka ialah Batalyon Arteleri Pertahanan Udara.

" Dulu namanya ARLU. Dimana senjatanya adalah meriam untuk mempertahankan udara," paparnya.

Menurutnya peperangan Dwikora ini terjadi karena perpolitikan pada saat itu sedang tidak baik-baik saja.

"Saya rasa peperangan itu terjadi mungkin karena politik yang kurang baik," ucapnya.

Untuk itu di hari kemerdekaan ini, Gusmiyadi berharap untuk generasi penerus bangsa harus bisa mempertahankan peperjuangan pendahulu kita yang telah memerdekan Indonesia.

"Kalau pendahulu sudah berjuang untuk meneruskan itu bukan dengan perjuangan lagi. Tapi terus belajar, belajar dan bekerja keras," paparnya.

Selain itu, diterangkannya yang harus di ingat oleh anak-anak muda adalah nilai perjuangan 45.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved