TRIBUNWIKI

Sejarah dan Makna Perlombaan Saat 17 Agustus

Soekarno, presiden pertama Indonesia saat itu, adalah salah satu orang yang paling antusias dengan perlombaan 17 Agustus.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
Biro Setpres/Muchlis Jr
Acara perlombaan makan kerupuk di saat kumpul keluarga Kabinet Kerja 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN – Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus Masyarakat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. 

Berbagai macam lomba sederhana dan menyenangkan menandai perayaan tersebut.

Lomba-lomba yang mengundang tawa ini biasanya diselenggarakan oleh warga setempat untuk mempererat hubungan antar warga.

Sejarawan dan ahli kajian budaya JJ Rizal mengatakan bahwa tradisi ini muncul karena antusiasme masyarakat untuk memperingati perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan. 

Soekarno, presiden pertama Indonesia saat itu, adalah salah satu orang yang paling antusias dengan perlombaan 17 Agustus.

Dari sinilah tradisi lomba 17 Agustus menyebar ke seluruh Indonesia. 

Lomba-lomba yang biasa diadakan antara lain balap karung, panjat pinang, makan kerupuk, dan tarik tambang.

Namun ternyata acara-acara ini tidak hanya untuk bersenang-senang - ada makna tersembunyi di balik masing-masing dari 17 kompetisi. Apa artinya?

1. Balap Karung

Ilustrasi balap karung - Rini (29), ibu rumah tangga meninggal saat mengikuti lomba balap karung di Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022). Korban tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri.
Ilustrasi balap karung - Rini (29), ibu rumah tangga meninggal saat mengikuti lomba balap karung di Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022). Korban tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri. (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO)

Balap karung adalah perlombaan yang menggunakan karung bekas, seperti tas jinjing.

Peserta harus memasukkan kaki atau separuh badannya ke dalam karung dan kemudian berlari naik turun hingga melewati garis finish.

Makna lomba yang diadakan setiap tanggal 17 Agustus ini dimaksudkan untuk melambangkan pakaian pada zaman dahulu yang biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia.

Namun, ternyata lomba ini juga sudah diadakan oleh para misionaris Belanda untuk institusi mereka.

2. Panjat Pinang

 

Panjat Pinang
Panjat Pinang (HO / Tribun Medan)
Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved