Berita Sumut

Berikut Dua Strategi Para Investor Mengoptimalkan Cuan dari Investasi Saham

Hadirnya grup-grup investasi saham di sosial media ikut membuat orang tergerak untuk memilih investasi saham sebagai lifestyle.

|
HO
Karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/7/2017). 

"Jadi, jika modal investasinya hanya sedikit jangan selalu berharap mendapatkan keuntungan melalui strategi teknikal. Artinya, investor teknikal harus siap pada risiko kerugian sampai kehilangan seluruh modal investasi, dengan potensi keuntungan yang besar dan cepat pula," imbuh Pintor. 

Baca juga: Keluarga Glazer Naikkan Harga Jual Manchester United, Sir Jim Ratcliffe Kini Favorit Kuasai Saham MU

Strategi kedua adalah strategi fundamental, untuk strategi ini, investor memilih saham-saham berdasarkan kinerja keuangan yang dianalisa dari laporan keuangan perusahaan (emiten) yang sahamnya hendak dipilih. 

Investor tipe ini, hanya memilih saham-saham dari perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus dan memiliki potensi pertumbuhan perusahaan yang baik di masa depan.

"Selain faktor kinerja keuangan, investor fundamental juga akan melihat sektor usaha dari perusahaan tersebut. Hal ini mencakup korelasi sektor usaha tersebut dengan situasi ekonomi, politik, keamanan, dan stabilitas baik di dalam negeri, regional maupun global. 

"Bahkan, ada indikator lain yang bisa dianalisa terkait dengan value dari investor. Misalnya, investor fundamental menambahkan faktor lingkungan hidup. Hanya memilih saham-saham dari perusahaan yang memiliki kebiijakan pengelolaan lingkungan yang baik dan memiliki corporate social responsibility yang baik," Ungakapnya. 

Baca juga: Kepemilikan Saham Softbank di GOTO Masih Signifikan, Masih di Atas 5 Persen

Investor fundamental setelah menemukan saham yang baik secara fundamental akan berinvestasi secara jangka panjang (long term investment).

"Investor fundamental tidak mencari keuntungan dalam jangka waktu pendek. Mereka tidak terlalu memperdulikan fluktuasi harga saham dalam jangka waktu pendek. Kalaupun harga saham yang dibelinya mengalami penurunan harga, dia tidak akan panik untuk melepas, karena yakin dalam jangka panjang saham tersebut akan naik kembali sesuai dengan kondisi kinerja keuangan yang bagus," tutur Pintor

Sebaliknya, jika harga saham yang dimiliki investor fundamental mengalami kenaikan, tetapi belum sesuai dengan jangka waktu investasi yang direncanakan, investor fundamental juga belum tentu akan merealisasikan keuntungan saat itu. 

Karena dia yakin, harga saham berpotensi bergerak lebih tinggi lagi sesuai kinerja keuangan yang diproyeksikannya di masa depan. 

Investor fundamental harus memiliki keahlian untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Investor fundamental harus tenang dan tidak mudah panik, serta berpikir untuk jangka panjang, antara tiga sampai lima tahun, bahkan lebih. 

Salah satu cara mengoptimalkan cuan yang paling ideal dari investasi saham adalah dengan berinvestasi jangka panjang dan melakukan diversifikasi risiko.

Semakin banyak variasi saham yang ada dalam portofolio investasi investor, semakin rendah risikonya.

(cr10/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved