Breaking News

Tukang Jahit Bendara

Mardawiah Bermula dari Tukang Jahit Bendera, Hingga dapat Bertemu Presiden Soeharto

Mardawiah, nenek berusia 69 tahun menjadi penjahit seorang penjahit bendera merah putih yang sudah lebih dari 50 tahun.

"Saya beranikan diri terbang dengan semua biaya ditanggung, bahkan saat itu baju kami sama suami itu sewa. Tapi kami disambut baik, ditanya dari mana, saya bilang dari Kabupaten Asahan," ujarnya.

Katanya, ia dapat bertemu dengan Soeharto setelah mengikuti program pemerintah keluarga berencana.

"Karena saya program KB, makanya saya dapat bisa berjumpa dengan presiden. Wakti itu pak Hotang Bupatinya, saya ikuti program dua anak lebih baik, saya terpilih di Gor Kisaran, saya ga percaya, dan saya sempat mikir apakah ini bohongan," ujarnya.

Namun, setelah dibelikan tiket, ia mengaku baru dapat mempercayai bahwa yang diungkapkan Bupati tersebut adalah benar.

"Namun, saat ini belum ada dari Bupati yang mau singgah tempat saya, terakhir Taufan Gama Simatupang yang datang, itu karena saudara saya," ujarnya.

Ia mengaku, dahulu dirinya juga pernah menjadi tempat studi banding dari pelajar maupun pengusaha diluar Sumatera untuk belajar ekspor barang keluar negeri.

"Karena kami dulu ekspor sapu lidi ke Pakistan, dulu berkontainer kami ekspor barang. Hingga dulu TVRI, RRI datang bersama mentri kesini. Saya di nobatkan sebagai duta BKKBN," ujarnya.

Kini semua itu telah ditinggalkan oleh Mardawiah, sebab dirinya merasa sudah sangat tua dan tidak memiliki tenaga lagi untuk menjalankan usaha tersebut.

"Dahulu kami berhenti karena juga ada yang sirik dengan kami. Ada yang mengguna-guna, sehingga usahanya hancur," katanya.

Kini dirinya tengah fokus melakukan kegiatan menjahit dan menikmati masa tuanya di rumahnya berkumpul bersama cucu.

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved